Menuju konten utama

Bongkar Instalasi Gabion, PDIP Anggap Pemprov DKI Boros

Menurut Gembong pembongkaran Instalasi Gabion memboroskan anggaran daerah DKI Jakarta saja.

Bongkar Instalasi Gabion, PDIP Anggap Pemprov DKI Boros
Instalasi batu beronjong (gabion) dengan latar Bundaran HI yang berdiri di depan patung Selama Datang di bilangan Jalan MH Thamrin (Bundaran HI), Jakarta, Kamis (22/8/2019). ANTARA/Ricky Prayoga/pri

tirto.id - Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengkritik keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang baru-baru ini membongkar Instalasi Gabion di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Menurut Gembong kebijakan itu memboroskan anggaran daerah DKI Jakarta saja.

"Kalau saya bilang pemborosan saja. Buang buang duit, buang-buang anggaran," kata Gembong kepada wartawan, Kamis (26/12/2019).

Pasalnya instalasi Gabion ini baru berumur empat bulan atau terhitung sejak Agustus 2019 lalu menggantikan Instalasi Getah-getih. Namun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih membongkarnya dengan alasan untuk keperluan perayaan acara tahun baru dan akan dipasang kembali setelahnya.

Tak tanggung-tanggung, Pemprov DKI Jakarta mengucurkan anggaran mencapai RP 150 juta untuk memasang instalasi dari batu karang ini. Tak heran, Gembong mempertanyakan perencanaan yang dilakukan Anies dan jajarannya ini.

"Anggarannya Rp150 juta loh itu. Baru berapa bulan? Belum setahun kan itu? Sekarang dibongkar, nanti apalagi? Kayak main-mainan saja ini gitu," jelasnya.

Gembong menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta harus memiliki perencanaan yang matang dan jangka panjang sebelum membuat sebuah keputusan. Termasuk memasang Instalasi Gabion, sehingga rencana pemasangan sebuah instalasi bukan hanya bertahan dua sampai tiga bulan saja kemudian harus dibongkar dan dipasang lagi.

"Perlu diingat, sampaikan pada Pemprov, ini kan duit rakyat, pengelolaannya pun harus cermat. Gitu ya," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto