Menuju konten utama

BNPB: 461 Tewas Akibat Bencana Sejak Awal Tahun hingga Akhir 2019

Jumlah korban akibat bencana alam di Indonesia sebanyak 461 orang meninggal, 107 orang hilang, 3.336 luka-luka dan 5.958.208 orang terpaksa mengungsi.

BNPB: 461 Tewas Akibat Bencana Sejak Awal Tahun hingga Akhir 2019
Kapusdatin BNPB Agus Wibowo memberikan keterangan dalam sebuah konferensi pers di BNPB Jakarta, Senin (22/7/2019). ANTARA/Katriana

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia mulai 1 Januari hingga 25 November, Kamis (28/11/2019).

"Update kejadian bencana Indonesia dari 1 Januari sampai 25 November 2019 pukul 10.00 WIB. Jumlah kejadian bencana 3.326 kali terdiri atas 1.081 kali puting beliung, 720 karhutla, 690 kali banjir, 662 kali tanah longsor, 121 kali kekeringan, 28 kali gempa bumi, 17 kali gelombang pasang/abrasi dan 7 kali letusan gunung api," ujar Agus Wibowo, Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.

Agus menambahkan jumlah korban akibat bencana alam sebanyak 461 orang meninggal, 107 orang hilang, 3.336 luka-luka dan 5.958.208 orang terpaksa mengungsi.

"Kerusakan rumah akibat bencana sebanyak 67.279 unit rumah terdiri dari 14.979 unit rusak berat, 13.686 unit rusak sedang, dan 38.614 rusak ringan," kata Agus.

Sementara kerusakan fasilitas akibat bencana sebanyak 1.925 unit terdiri dari 1.074 fasilitas pendidikan, 644 fasilitas peribadatan dan 207 fasilitas kesehatan. Sedangkan kerusakan kantor akibat bencana sebanyak 257 unit dan jembatan sebanyak 409 unit.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman media sosial resminya juga menginformasikan prakiraan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang dalam sepekan untuk beberapa wilayah di Indonesia, Rabu (27/11/2019).

Potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir ini menurut BMKG terjadi karena adanya peningkatan tekanan udara di Siberia dan Asia Timur dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menyebabkan terjadinya penguatan desakan massa udara dingin dari wilayah Asia mendekati area ekuator.

"Desakan ini memberi pasokan uap air yang dapat menyebabkan pembentukan awan hujan signifikan di Indonesia," tulis akun Twitter resmi BMKG.

Sementara itu, menurut BMKG saat ini angin Timuran dari wilayah Australia masih cukup kuat dan menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian utara dalam beberapa hari ke depan.

Daerah yang terdampak hujan lebat disertai angin dan petir ini merata hampir diseluruh wilayah Indonesia, mulai Aceh hingga Papua.

Baca juga artikel terkait BNPB atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH