tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kualitas udara masih tak sehat di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan pada Senin (23/9/2019).
Kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan dipengaruhi oleh kabut asat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BMKG menunjukkan wilayah yang terdampak asap karhutla memiliki konsentrasi Partikulat M10 yang masih tinggi atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer.
Di Palembang, Sumatera Selatan, kualitas udara berada pada status berbahaya dengan konsentrasi partikulat M10 mencapai 631,94 mikrogram/meter kubik.
Hal serupa juga dialami Pekanbaru, yang mana kualitas udara di wilayah itu juga berbahaya dengan kandungan PM10 mencapai 500,40 mikrogram/meterkubik.
Sedangkan untuk kualitas udara di Jambi masih dengan kualitas tidak sehat dengan kandungan PM10, sebanyak 241,01 mikrogram/meterkubik.
Di Sampit, Kalimantan Tengah, kualitas udara juga menunjukkan status tak sehat atau masih berbahaya dengan kandungan PM10 mencapai 588,78 mikrogram/meter kubik.
Sama halnya dengan Pontianak, kualitas udara juga tidak sehat dengan kandungan PM10 sebanyak 160,49 mikrogram/meterkubik.
Hasil pantauan dari sistem pemantauan satelit TERRA/AQUA milik LAPAN pada Senin sebaran titik panas mendominasi wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Titik api terbanyak didominasi Kabupaten Kapuas dengan 18 titik api. Kemudian Kabupaten Gunung Mas sebanyak enam titik api. Belum ada informasi untuk wilayah Sumatera.
Editor: Agung DH