tirto.id - Gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,1 di selatan Pulau Jawa diakibatkan aktivitas subduksi, menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (14/4/2021) siang.
Gempa tersebut terjadi pukul 13.28.40 WIB, dengan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 7,4 LS dan 105,92 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 km arah Barat Daya Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 21 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno di Jakarta, Rabu.
Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki magnitudo M=5,1 kemudian diperbarui menjadi magnitudo M=4,9.
Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Kalapanunggal, Cisaat Kabupaten Sukabumi III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), Jakarta, Bayah, Pelabuhan Ratu, Palangpang Ciemas, Sagaranten, Curug Kembar II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami, kata Bambang.
Sementara pemantauan pada pukul 13.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kemudian agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.