Menuju konten utama

BMKG: Banjir Bandang Cicaheum Terjadi Karena Curah Hujan Tinggi

BMKG Bandung menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di wilayah Cicaheum disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat.

BMKG: Banjir Bandang Cicaheum Terjadi Karena Curah Hujan Tinggi
Ilustrasi. Pengendara berusaha menembus banjir di Jalan Laute, Kecamatan Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (13/3/18). ANTARA/Jojon

tirto.id - Banjir bandang di Cicaheum Kota Bandung pada Selasa (20/3/2018), terjadi karena dipicu hujan dengan intensitas sangat deras di Kawasan Bandung Utara (KBU). Hal tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung.

Dari hasil pengamatan pos hujan observasi Lembang, curah hujan yang terjadi di KBU mencapai 45 milimeter. Tingginya curah hujan didasarkan atas terbentuknya awan Cumulonimbus di sekitar KBU.

"Faktor regional, adanya pertemuan angin (konvergensi) serta adanya belokan angin (shearline) di sekitar wilayah KBU sehingga berpotensi terhadap pembentukan awan-awan konvektif potensial hujan," ujar Kepala BMKG Klas 1 A Bandung, Toni Agus Wijaya dalam siaran tertulisnya, Rabu (21/3/2018).

Tak hanya itu, terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan-awan potensial hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Menurut Toni, berdasarkan data klimatologi, pada bulan Maret merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi untuk wilayah Bandung.

Saat ini, kata dia, masih merupakan periode musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga bulan Mei. Dari data pos hujan yang tersedia diwakili oleh pos hujan lembang (bagian kawasan KBU) curah hujan yang tercatat dalam kategori sedang bahkan hingga lebat.

"Oleh karena itu langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi peningkatan curah hujan masih perlu dilakukan baik dengan melakukan kebersihan saluran air sehingga pada saat terjadi curah hujan ekstrem tidak menimbulkan genangan/banjir," kata dia.

Baca juga artikel terkait BANJIR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo