tirto.id - Plt. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan 63 persen wilayah Indonesia telah terdampak fenomena El Nino. Fenomena El Nino saat ini dalam kondisi lemah hingga moderat.
"Berdasarkan analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III Juli 2023, jumlah ZOM (Zona Musim) sebanyak 63 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau," kata Andri kepada reporter Tirto, Kamis (10/8/2023).
Ia juga menyatakan kondisi ini diiringi dengan masuknya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Nilai SOI (-10.4) dan NINO 3.4 (+1.04) mengindikasikan bahwa saat ini sedang aktif fenomena El Nino di wilayah Pasifik Timur dengan intensitas lemah hingga moderat dan cukup berdampak terhadap kondisi iklim di wilayah Indonesia,” kata Andri
Andri menambahkan, nilai IOD (+0.2) mengindikasikan penurunan secara cukup signifikan pasokan massa udara lembab dari Samudera Hindia pada wilayah Barat Indonesia.
“Saat ini angin timuran/monsun Australia dari Belahan Bumi Selatan yang kering dan dingin cenderung persisten dan cukup kuat. Hal ini menandakan musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia khususnya bagian Selatan ekuator sedang berlangsung,” jelas Andri.
Ia menyebutkan wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.
Selain itu, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara.
Serta meliputi sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, Sebagian Papua Barat dan sebagian Papua bagian selatan.
“Potensi kekeringan yang harus diwaspadai dampaknya secara umum adalah wilayah Indonesia yang berada di selatan ekuator seperti Sumatera bagian selatan, kalimantan bagian selatan, Jawa-Bali-Nusa Tenggara, dan Papua bagian selatan,” ungkap Andri.
Andri menyampaikan bahwa pihaknya terus mensosialisasikan kondisi El Nino dan perkembangannya pada pihak terkait, serta melakukan koordinasi sebagai langkah antisipatif untuk mengurangi risiko dampak yang dihasilkan dari kondisi ini.
“Sesuai mandat UU No 31 tahun 2009, layanan informasi yang diberikan oleh BMKG bertujuan untuk mendukung keselamatan jiwa dan harta,” imbuh Andri.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Reja Hidayat