tirto.id - Pemimpin pemberontakan itu girang usai para awak sukses menaklukkan sederet personel kepercayaan kapten kapal. "Kapal ini milik kita!" katanya. Tapi perayaan itu berlangsung singkat saja. Ia segera berakhir manakala sang kapten, yang memiliki aura mencekam lagi penuh otoritas, keluar dari kabin. Nyali ketua pemberontak sontak menciut melihat sang kapten, yang menurutnya adalah "perompak yang ditakuti semua perompak."
Sang kapten dengan gampang mengambil alih kembali dominasi atas kapal bernama Queen Anne's Revenge itu berkat kekuatan supranaturalnya.
Peristiwa tersebut tidak pernah terjadi di dunia nyata. Itu adalah adegan dalam film Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011). Pemimpin pemberontakan adalah bajak laut selengean yang kita kenal dengan nama Jack Sparrow, sementara sang kapten bernama Blackbeard.
Penggambaran Blackbeard yang menggentarkan dalam film itu, berikut bumbu-bumbu mistis yang menyertainya--seperti mampu mengontrol kapal menggunakan pedang triton atau keterampilan Voodoo--tidaklah berangkat dari ruang kosong. Segala visualisasi beserta mitos itu bisa dibilang berangkat dari citra yang melekat pada diri sang perompak yang asli; yang ada di dunia nyata.
Blackbeard disebut kerap mengenakan bot kulit tinggi dan mantel panjang hitam. Di tubuhnya selalu tercantel sejumlah pedang, pisau, dan pistol. Rambut hitamnya tergerai dengan janggut hitam panjang dikepang--yang membuatnya dijuluki Blackbeard. Itu adalah penampilan yang tak umum pada zamannya. Tak cukup sampai di situ, orang ini juga mengenakan sebuah bahan yang bisa terbakar perlahan di bawah topi, membuat wajahnya senantiasa diselubungi asap.
Soal kemampuan bertarung pun tak diragukan. Ia memang sebisa mungkin menghindari pertempuran langsung, tetapi, jika terpaksa, skill beserta penampilan bak personifikasi iblis bakal menciutkan lawan.
Persilangan Kisah dengan Perompak Lain
Ada berbagai spekulasi tentang kehidupan awal Blackbeard. Ia diperkirakan lahir pada awal 1680-an di Bristol, Kerajaan Inggris. Nama aslinya pun memicu perdebatan, apakah itu Edward Teach, Thache, Thatch, atau ejaan lain.
Blackbeard diyakini pernah menjadi pelaut pada kapal privateer Inggris dalam Queen Anne's War. Privateer adalah sebutan bagi bajak laut yang mendapatkan tugas resmi dari pemerintah untuk menyerang musuh. Sumber lain menyebut ia bergabung dengan Royal Navy pada perang yang berlangsung pada 1702-1713 tersebut.
Setelah perang selesai, Blackbeard berangkat ke New Providence di Bahama. Ketertarikannya pada wilayah ini wajar belaka. Pada Golden Age of Piracy, 'Zaman Keemasan Perompakan', New Providence dikenal luas sebagai Republik Bajak Laut.
Tiga tahun kemudian, Blackbeard bergabung sebagai awak magang di kru bajak laut pimpinan Kapten Benjamin Hornigold. Blackbeard lekas menjadi personel kepercayaan Kapten Hornigold berkat kecapakannya, bahkan dipercaya memimpin salah satu kapal bertipe sloop milik kelompok tersebut.
Pada tahun yang sama, jalur Blackbeard bersilangan dengan jalur nama beken lain pada Golden Age of Piracy yang juga awak kru Kapten Hornigold, Samuel "Prince of Pirates" Bellamy.
Suatu waktu, para awak tidak puas dengan kepemimpinan Kapten Hornigold karena enggan menyerang kapal dari tanah kelahirannya, Inggris. Pemberontakan pun meletus. Para awak melakukan pemilihan ulang kapten. Bellamy terpilih dan Hornigold bersama para pengikut setianya dipersilakan meninggalkan kapal. Blackbeard termasuk kru yang setia kepada Hornigold dan ikut pergi.
Setahun berselang, Blackbeard bertemu dengan figur terkenal lain dalam dunia bajak laut, Stede "The Gentleman Pirate"Bonnet, seorang tuan tanah dari Barbados yang memutuskan menjadi perompak. Lantaran ketidakcakapan Bonnet sebagai kapten, Blackbeard dipilih untuk memimpin kru kapal Revenge. Lalu bagaimana dengan Bonnet? Konon, sang perompak jentelmen bersantai di kabinnya sepanjang waktu, membaca buku, dan sesekali berjalan-jalan di geladak dengan pakaian mahalnya.
Di bawah komando Blackbeard, gerombolan ini meneror lautan Karibia dan Amerika Utara. Salah satu yang pernah ditaklukkan adalah La Concorde, kapal besar Prancis yang dipakai untuk perdagangan budak, pada 17 November 1717. Atas berbagai pertimbangan, Blackbeard menjadikan La Concorde sebagai kapal utama kelompok, memperkuatnya dengan 40 meriam, dan mengganti namanya menjadi Queen Anne's Revenge.
Kapten Blackbeard menjelma pemimpin armada tiga kapal dengan kekuatan 150 bajak laut. Segera saja namanya ditakuti di kedua sisi Atlantik dan sepanjang Karibia. Ditakuti warga dan pedagang, disegani kapten-kapten bajak laut lain.
Dalam beraksi, Blackbeard disebut kerap menggunakan dua desain jolly roger yang dikibarkan untuk mengintimidasi musuh: bendera hitam bergambar tengkorak putih dan bendera merah darah polos. Jolly roger lain berilustrasikan kerangka setan menusuk jantung menggunakan tombak juga kerap diasosiasikan sebagai bendera yang kerap dikibarkan sang perompak--yang kelak diketahui bahwa ia berasal dari awal abad ke-20.
Blokade CharlesTown
Dalam sebuah armada bersama tiga kru bajak laut lain, Blackbeard melancarkan aksi paling terkenal: memblokade Pelabuhan Charleston (atau Charles Town), di South Carolina, bagian koloni Inggris (kini bagian AS). Mereka menjarah sembilan kapal selama minggu pertama blokade, menahan seluruh awak. Bahkan sumber lain menyatakan juga menyandera sekelompok warga penting Charleston.
Tebusan yang harus dipenuhi warga kota untuk nyawa orang-orang itu terdengar tak biasa, tetapi mungkin sama berharganya dengan harta karun untuk para perompak zaman itu: perlengkapan medis.
Para warga menyadari bahwa Blackbeard sendiri yang memblokade pelabuhan. Mereka buru-buru berupaya memenuhi permintaan sang perompak. Karena tetap saja tak bisa instan, Blackbeard yang kehabisan kesabaran hampir membunuh para sandera. Beruntung obat-obatan dapat diserahkan pada waktu yang tepat.
Para perompak membebaskan para sandera dalam kondisi tanpa luka, tapi juga tanpa busana.
Pada pertengahan 1718, Blackbeard meninggalkan Bonnet untuk menyongsong pengampunan (king's pardon) untuk aksi-aksi pembajakannya. Tapi, sebelum itu, ia menyempatkan diri mendamparkan kapal termasuk Queen's Anne Revenge. Banyak orang menuding Blackbeard melakukan ini demi mengurangi jumlah kru dan secara otomatis meningkatkan bagian hartanya sendiri.
Bersama hanya sekitar 20 bajak laut, ia mendatangi Charles Eden, Gubernur North Carolina. Semestinya saat itu diresmikan pengampunan, namun Blackbeard dan Gubernur Eden justru membuat kesepakatan lain. Keduanya menyadari bahwa dengan bekerja sama mereka bisa mendapatkan keuntungan jauh lebih besar. Singkatnya, alih-alih pensiun dan menjalani hidup normal di daratan, Blackbeard kembali menjadi perompak menggunakan sisa kapalnya, Adventure.
Pertempuran Terakhir
Para pedagang lokal yang dirugikan dengan aksi Blackbeard tapi tak berdaya menghentikannya mengeluh kepada Gubernur Alexander Spotswood dari Virginia. Spotswood, yang tidak menyukai Charles Eden meski sama-sama berstatus gubernur, setuju untuk membantu. Dua kapal perang Inggris dikerahkan dengan kekuatan 57 awak di bawah komando Letnan Robert Maynard.
Pada 22 November 1718, Maynard dan kru berhasil mengidentifikasi Adventure yang sedang berlabuh di Ocracoke Inlet, North Carolina. Untungnya, sebagian besar awak termasuk komandan kedua Israel Hands sedang berada di daratan. Serangan kejutan pun dilancarkan.
Letnan Maynard dan Kapten Blackbeard terlibat pertarungan satu lawan satu. Maynard berhasil melukai Blackbeard dua kali dengan pistol. Sebaliknya, sang bajak laut terus bertarung dengan perkasa dan mematahkan pedang Maynard.
Saat Blackbeard hendak menghabisi Maynard, seorang perwira menyela pertarungan dan tanpa ampun memenggal leher sang perompak. Blackbeard tamat. Maynard melaporkan Blackbeard telah ditembak tak kurang dari lima kali dan menerima tebasan pedang setidaknya 20 kali.
Para awak yang tersisa melihat tak ada guna terus bertempur dan menyatakan menyerah.
Tubuh Blackbeard dibuang ke laut dan Maynard berlayar kembali ke Virginia dengan kepala Blackbeard dipajang di tiang cucur kapal. Kepala itu kemudian digantung di tiang Kota Hampton, Virginia, sebagai ancaman bagi bajak laut lainnya.
Reputasi Tiada Banding
Ketenaran Blackbeard bertahan lama setelah dia pungkas, bahkan berdampak pada orang-orang yang pernah berlayar bersamanya. Mereka otomatis mendapatkan posisi terhormat dan otoritas di kapal bajak laut lain yang diikuti.
Tapi kisah Blackbeard sendiri terus berkembang. Menurut beberapa cerita, tubuh tanpa kepala Blackbeard berenang mengitari Adventure beberapa kali untuk mencari kepalanya. Ada pula kisah tentang kemunculan cahaya yang tidak dapat dijelaskan di laut sekitar Ocracoke, kerap disebut "Cahaya Teach". Beberapa resital mengklaim bahwa sang perompak berkeliaran di alam baka mencari kepalanya lantaran khawatir dalam kondisi buntung teman-teman dan iblis tidak akan mengenali.
Kisah-kisah supranatural itu menambah panjang daftar mitos yang mengelilingi Blackbeard, seperti punya 14 istri, meninggalkan harta karun, dan mencatat daftar kejahatannya dalam sebuah jurnal, yang semuanya tak pernah terbukti.
Sementara bangkai kapal Queen Anne's Revenge telah ditemukan pada 1996 oleh Intersal Inc., regu penyelamat swasta yang berbasis di Palm Bay, Florida. Otoritas North Carolina baru mengonfirmasi penemuan itu pada 2011. Ratusan artefak ditemukan dari situs tersebut, termasuk perangkat navigasi, meriam, dan gagang pedang. Bukti-bukti di kapal juga mengindikasikan bahwa Blackbeard mempraktikkan perbudakan serta ikut terlibat perdagangan budak.
Blackbeard memang tercatat membajak lusinan kapal dan aktivitasnya sempat mengacaukan perdagangan trans-Atlantik. Namun ia sama sekali bukan perompak tersukses, titel bagi Bartholomew Roberts yang membajak 400-an kapal. Ia pun bukan bajak laut terkaya yang biasa dilabeli untuk Samuel Bellamy--mengumpulkan nyaris 10 kali lipat kekayaan Blackbeard (yang ditaksir mencapai $12,5 juta).
Kendati demikian, berbagai rupa peninggalan menjadikan Blackbeard sosok perompak paling berwarna. Ia bisa dibilang dirayakan dengan paling meriah ketimbang perompak mana pun, serta dijadikan arketipe bagi banyak bajak laut dalam beragam karya fiksi. Sosoknya nyaris selalu digambarkan ulang dengan dahsyat dan teramat ditakuti.
Dalam kisah-kisah romantisasi bajak laut, sosoknya menginspirasi empat karakter sekaligus dalam manga One Piece. Dalam Pirates of the Caribbean, ia membuat Jack Sparrow lebih sering menciut ketakutan ketimbang kurang ajar seperti biasanya. Begitu pula dalam kisah-kisah yang tak terpusat pada dunia perompakan.
Blackbeard melintasi batas genre dan medium, tak pernah lekang dimakan zaman. Selamanya mungkin akan tetap seperti itu.
Editor: Rio Apinino