Menuju konten utama

BKPM Klaim Investasi Dalam Negeri Tidak Minim

BKPM memastikan perkembangan realisasi investasi dalam negeri naik signifikan jika dibandingkan kuartal I-2021 sebelumnya.

BKPM Klaim Investasi Dalam Negeri Tidak Minim
Petugas menjelaskan cara berinvestasi kepada calon investor di Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi realisasi investasi selama kuartal II-2022 (April-Juni) mencapai Rp302,2 triliun. Realisasi itu mayoritas berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp163,2 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya sebesar Rp139 triliun.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Yuliot Tanjung memastikan perkembangan realisasi investasi dalam negeri naik signifikan jika dibandingkan kuartal I-2021 sebelumnya. Walaupun secara presentasi realisasinya hanya 46 persen.

"Investasi PMDN, tidak minim dari sisi nilai naik signifikan sebesar Rp139T dibanding semester I-202," katanya kepada Tirto, Kamis (21/7/2022).

Dia menuturkan secara regulasi kemudahan dan insentif berlaku sama untuk PMDN dan PMA. Sementara itu, untuk PMDN kategori UMKM ada bidang usaha yang dicadangkan dan kewajiban bermitra sesuai Peraturan Presiden Nomor 49/2021.

Sebagai informasi penyebaran realisasi investasi didominasi dari Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar Rp157,1 triliun atau 52,0 persen dari total investasi, meningkat 38,0 persen dari periode yang sama di 2021. Adapun investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima.

Selain dua daerah tersebut, posisi lima besar diduduki oleh provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masih memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi di triwulan ini. Capaian realisasi pada triwulan ini menyerap tenaga kerja sebesar 320.534 orang, sedangkan selama periode Januari-Juni 2022 adalah sebanyak 639.547 orang.

Berdasarkan sektor usaha, pada triwulan ini realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi 42,1 persen dari total investasi. Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar terdiri dari sektor pertambangan, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran serta sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, dan industri makanan.

Baca juga artikel terkait BKPM atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin