Menuju konten utama

BI: Rupiah Akan Menguat Tahun Depan di Kisaran Rp15.000-Rp15.700

Perkiraan ini berdasarkan empat faktor, salah satunya tingkat suku bunga Indonesia saat ini cukup menarik bagi investor surat berharga atau obligasi.

BI: Rupiah Akan Menguat Tahun Depan di Kisaran Rp15.000-Rp15.700
Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024).ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan tahun 2025 nilai tukar rupiah akan menguat di kisaran Rp15.000-Rp15.700 per dolar Amerika Serikat (AS).

Batas atas perkiraan ini lebih kuat dibandingkan target pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025 yang sebesar Rp15.300-Rp16.000 per dolar AS.

“Kami memandang nilai dari rupiah ke depan akan lebih relatif stabil, dan tahun depan kisarannya di Rp15.300 sampai Rp15.700,” kata Perry dalam Rapat Kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan pemerintah di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Menurut Perry, ada empat faktor yang membuat nilai tukar rupiah menjadi lebih baik di tahun depan.

Pertama, karena ada kejelasan mengenai tingkat suku bunga The Federal Reserve alias The Fed (Fed Fund Rate), yang diperkirakan baru akan turun sebesar 25 basis poin di akhir tahun 2024 dan 50 basis poin pada Semester I 2025 menjadi di kisaran 4,75 persen.

Penurunan suku bunga The Fed dinilai bakal berdampak pada suku bunga imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat yang tinggi. Pada akhirnya, kondisi ini akan berimbas pada pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

“Turunnya Fed Fund Rate bisa memberikan suatu kepastian mengenai aliran modal asing,” ujar Perry.

Kedua, penguatan nilai tukar rupiah bisa terjadi karena tingkat suku bunga Indonesia saat ini cukup menarik bagi investor surat berharga atau obligasi, yakni 6,25 persen sejak April 2024.

Ketiga, karena prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik, dan diikuti oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan kredit tinggi, sampai di kisaran 13,09 persen di akhir tahun ini.

Berbagai kondisi inilah yang kemudian memberikan daya tarik bagi investor asing untuk masuk dan menanamkan modalnya di Indonesia.

“Keempat, itu secara komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas, berkoordinasi dengan pemerintah termasuk untuk memberdayakan PP Nomor 36 Tahun 2023 mengenai kewajiban DHE SDA (Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam),” lanjutnya.

Meski percaya rupiah akan semakin menguat di tahun depan, Perry mengakui, saat ini rupiah sedang mengalami pelemahan hingga 5,25 persen dibanding akhir tahun lalu.

Karenanya, untuk menjaga agar rupiah tidak semakin tertekan imbas gejolak geopolitik global, Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas), mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, hingga sekuritas rupiah Bank Indonesia.

“Untuk mencegah keluarnya aliran portofolio asing ke luar negeri. Fokusnya pada sekuritas yang di bawah satu tahun dan kami juga bersama BU Menteri Keuangan menjaga supaya suku bunga SBN yang jangka panjang tidak terpengaruh besar di tengah naiknya suku bunga di luar negeri,” beber Perry.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR RUPIAH atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi