tirto.id -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberi sinyal suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate akan berada dalam tren stabil selama beberapa bulan ke depan.
Hal ini menunjukkan suku bunga acuan akan ditahan pada level 6 persen seperti hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI yang diumumkan pada hari ini, Kamis (21/2/2019).
Kebijakan ini ditempuh untuk daya tarik aset keuangan domestik, baik secara rate maupun suku bunga secara nominal.
"Belum ada arahan untuk ke sana, tapi yang pasti dengan mempertahankan suku bunga ini adalah bagian menjaga fikal untuk menjaga domestik dan pemerintah terus kuat," kata Perry di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).
Jika dilihat kondisi defisit, kata dia, neraca berjalan (current account deficit/CAD), maka ruang pelemahan rupiah memang masih terbuka.
Hal itu, kata Perry, kebijakan menahan suku bunga juga dilakukan dengan mempertimbangkan ketahanan sektor riil, serta mendorong ekspor dan menekan impor.
"Kita sudah melihat dan mempertimbangkannya dalam prosedur dan pemberian tax holiday dan koordinasi dengan bank pemerintah, sektor pariwisata hingga program B20," imbuh dia.
Dengan demikian, lanjut dia, Bank Sentral memperkirakan, kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dapat terus membaik seiring menurunnya defisit transaksi berjalan serta aliran modal asing yang masih berlanjut.
Tantangannya, imbuh Perry, pertumbuhan ekonomi dunia yang cenderung melambat disertai berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Sejalan dengan itu, harga komoditas global juga cenderung menurun termasuk harga minyak dunia, sementar itu normalisasi kebijakan moneter di negara maju tidak seketat perkiraan," imbuh dia.
Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali