tirto.id - Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2019 mencatatkan surplus sebesar 2,4 miliar dolar AS dipicu modal asing.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), kondisi itu berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu yang menunjukkan NPI mengalami defisit hingga 3,8 miliar dolar AS.
Meski demikian, NPI sepanjang Januari-Maret 2019 memburuk dibandingkan dengan kuartal IV 2018 mencatat surplus 5,4 miliar dolar AS
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan, dengan posisi tersebut cadangan devisa pada akhir Maret 2019 menjadi sebesar 124,5 miliar dolar AS.
"Jumlah cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar dia, Jumat (9/5/2019).
Modal asing yang menopang NPI pada kuartal I 2019 tercatat dalam transaksi modal dan finansial sebesar 10,1 miliar dolar AS.
Surplus tersebut melonjak 1,9 miliar dolar AS secara year on year (yoy), tapi masih lebih rendah daripada Kuartal IV 2018 tercatat 15,7 miliar dolar AS.
Onny juga menyampaikan, peningkatan investasi asing ke Indonesia terjadi pada investasi langsung dan portofolio, kendati Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian global.
Dengan demikian, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada Januari-Maret tahun ini bisa dikompensasi.
Meskipun, kata Onny, kondisi CAD tersebut melebar dibanding kuartal I 2018 sebesar 5,5 miliar dolar AS atau 2,1 persen dari PDB.
"Ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek perekonomian domestik," imbuh dia.
Laporan NPI Kuartal I/2019 yang dirilis BI, menunjukkan surplus neraca perdagangan barang sebenarnya mengalami peningkatan. "Ada penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor," ujar Onny.
Namun, defisit neraca jasa meningkat sehingga CAD masih terbebani. Peningkatan defisit jasa terutama disebabkan penurunan surplus jasa perjalanan (travel) seiring menurunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara karena faktor musiman.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali