tirto.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, setidaknya ada empat orang tewas dalam serangan Rusia pada hari Senin, 5 Desember 2022. Menurut angkatan udara Ukraina, serangan itu menargetkan infrastruktur kritis.
The Guardian mengatakan, menurut para pejabat, serangan udara itu menghancurkan rumah-rumah di wilayah selatan, mematikan listrik di bagian utara dan menewaskan sedikitnya dua orang.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, drone Ukraina telah menyerang dua pangkalan udara di Ryazan dan Saratov di Rusia. Akibatnya, tiga tentara tewas dan melukai empat orang.
Namun demikian, Ukraina tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Rusia tersebut.
Situasi Perang Rusia-Ukraina
Rusia baru-baru ini memobilisasi pasukannya untuk meningkatkan ancaman militer di Ukraina. Menurut komandan pasukan darat Ukraina, pasukan Rusia yang lebih terlatih sudah tiba di garis depan.
Kendati demikian, Rusia masih menggunakan banyak peralatan tua karena tidak memiliki cara untuk mendatangkan yang baru.
Kantor berita Rusia, TASS memberitakan, upaya Ukraina dalam menyerang lapangan udara Rusia telah menunjukkan perubahan yang berbahaya. Hal itu disampaikan oleh mantan panglima tertinggi pasukan NATO di Eropa, purnawirawan Laksamana Angkatan Laut AS James Stavridis.
“Laporan serangan signifikan terhadap dua pangkalan udara Rusia adalah hal baru dan berbahaya dalam perang Ukraina. Salah satu ledakan terjadi di pangkalan udara Engels-1 di wilayah Saratov, yang lainnya di Dyagilevo di wilayah Ryazan, perbatasan Rusia-Ukraina," kata Stavridis dalam kolom yang diterbitkan oleh Bloomberg.
Ukraina tidak secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi pada saat yang sama "tidak menyangkal."
“Serangan ini mungkin telah dikalibrasi untuk menunjukkan kemampuan Ukraina. Ke depan, Kiev bisa menjadi lebih besar, tetapi akan berhati-hati untuk menyerang target militer murni,” kata Stavridis.
Menurut dia, "pendukung Barat akan mencoba menahan Ukraina agar tidak meluncurkan serangan skala besar, berharap untuk mengurangi risiko konflik yang semakin meluas dan menarik Organisasi Perjanjian Atlantik Utara secara langsung."
“NATO akan mencoba menenangkan Ukraina dengan menawarkan lebih banyak rudal yang lebih baik untuk mempertahankan kota mereka, dan mungkin secara serius mempertimbangkan untuk memasok pesawat tempur,” demikian menurut prediksi Stavridis.
Editor: Iswara N Raditya