tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut sampai hari ini, Jumat, 2 Desember 2022. Akan tetapi, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku akan berbicara dengan Presiden Vladimir Putin apabila dia bersedia mengakhiri perang.
“Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin jika memang dia [...] mencari cara untuk mengakhiri perang. Tapi dia belum melakukannya,” kata Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Macron seperti dikutip The Guardian Kamis.
Sementara itu, Presiden Macron mengatakan, dia akan terus berusaha berbicara dengan Putin demi mencegah eskalasi dan “untuk mendapatkan beberapa hasil nyata" seperti keamanan pembangkit nuklir.
Di sisi lain, Biden dan Macron berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas "kekejaman dan kejahatan perang secara luas" di Ukraina.
Dalam pernyataan bersama dengan Macron, para pemimpin mengatakan: “Menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil dengan sengaja merupakan kejahatan perang yang pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban.”
Situasi Perang Rusia-Ukrina Hari ke-282 Invasi
Seperti diberitakan Al Jazeera, Rusia kembali meluncurkan roket yang menghantam lingkungan Kherson. Serangan itu mematikan kembali jaringan listrik yang baru pulih setelah hampir tiga minggu pasukan Rusia pergi.
Selain itu, angkatan bersenjata Ukraina juga melaporkan telah terjadi penembakan hebat di sejumlah desa garis depan timur dekat kota Bakhmut.
Militer Ukraina mengatakan, mereka menemukan pecahan rudal berkemampuan nuklir yang ditembakkan Rusia di Ukraina barat. Tujuan adalah untuk mengganggu pertahanan udara.
Sementara itu, Walikota Kyiv Vitaliy Klitschko mengatakan kepada penduduk untuk menimbun air, makanan, dan pakaian hangat jika terjadi pemadaman listrik total yang disebabkan serangan Rusia.
Sejauh ini, angkatan bersenjata Ukraina telah kehilangan sekitar 10.000 dan 13.000 tentara dalam perang melawan Rusia. Hal itu disampaikan penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak kepada jaringan televisi Ukraina.
Kantor berita Rusia, TASS memberitakan, misi DPR mengatakan, jumlah warga sipil di Donetsk yang tewas pada hari Jumat akibat penembakan Ukraina di distrik kota Kievsky telah meningkat menjadi dua orang.
"Seorang pria meninggal di Levitsky Street, 19. Total dua orang [tewas]," kata misi tersebut.
Pasukan Ukraina menembakkan delapan peluru dari sistem roket peluncuran ganda Grad di distrik Kievsky di Donetsk.
Misi DPR mengatakan beberapa peluru jatuh di dekat pusat perbelanjaan Kota Donetsk, sebuah bus penumpang juga ditembaki oleh Ukraina. Saat ini, jumlah korban masih diselidiki.
Editor: Iswara N Raditya