tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berkecamuk sampai hari ini, Selasa, 28 Juni 2022 dan sudah berlangsung selama 125 hari. Menurut berita terbaru, Rusia meluncurkan rudal dan menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah.
The Guardian melaporkan, menurut kepala layanan darurat Ukraina, Serhiy Kruk, serangan yang terjadi pada Selasa pukul 02.00 waktu setempat itu menewaskan dan melukai puluhan orang.
"Sejauh ini, 16 orang telah tewas dan 59 terluka, 25 di antaranya telah dirawat di rumah sakit," kata Kruk.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan lebih dari 1.000 orang berada di dalam gedung dan itu terjadi saat pemogokan. Sementara ini, para pejabat "masih menghitung jumlah orang di bawah reruntuhan."
Presiden Zelenskyy mengatakan Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara yang lebih modern setelah serangkaian serangan mematikan terjadi di ibu kota, Kyiv, serta wilayah Mykolaiv, Chernihiv dan Lviv.
Seperti diberitakan Al Jazeera, lebih dari 100 mayat telah ditemukan di sebuah rumah di kota Mariupol yang diduduki Rusia. Hal itu disampaikan penasihat walikota, Piotr Andryushchenko.
Situasi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Gubernur regional, Oleh Synehubov mengatakan, Rusia kembali melakukan serangan di daerah pemukiman di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv. Serangan pada Senin itu menewaskan sedikitnya lima warga sipil. Sedangkan 19 orang lainnya terluka.
Serangan rudal Rusia di wilayah Lysychansk, timur Ukraina juga menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai 21 lainnya . “Hari ini, ketika warga sipil mengambil air dari tangki air, Rusia membidik massa,” kata Serhiy Haidai, gubernur Luhansk di Telegram.
Presiden Zelenskyy menggambarkan serangan di Kremenchuk sebagai "salah satu serangan teroris paling menantang dalam sejarah Eropa". Menurut Zelenskyy, wilayah itu adalah “kota yang damai, pusat perbelanjaan biasa dengan wanita, anak-anak, warga sipil biasa di dalamnya.”
“Hanya teroris yang benar-benar gila, yang seharusnya tidak memiliki tempat di bumi, yang bisa menyerang benda seperti itu dengan misil. Dan ini bukan serangan rudal yang tidak tepat sasaran, ini adalah serangan Rusia yang diperhitungkan – tepatnya di pusat perbelanjaan ini.”
Di sisi lain, para pemimpin G7 mengatakan serangan Presiden Rusia Vladimir Putin yang ditujukan pada warga sipil adalah "kejahatan perang". Mereka mengutuk "serangan keji" di Kremenchuk. “Kami bersatu dengan Ukraina dalam berduka atas korban tak berdosa dari serangan brutal ini," demikian bunyi pernyataan tersebut
"Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban.”
Mereka mengaku akan "terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, serta militer untuk Ukraina, selama diperlukan."
Editor: Iswara N Raditya