tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-77. Berdasarkan berita terbaru, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan, tentaranya sudah berhasil merebut kembali desa-desa di wilayah Kharkiv.
The Guardian melaporkan, jumlah warga sipil di Ukraina yang tewas, menurut data resmi PBB, mencapai 3.381. Sedangkan jumlah korban luka-luka mencapai 3.680 orang.
Tapi, menurut kepala misi pemantauan hak asasi manusia PBB di Ukraina, jumlah kematian warga sipil yang tewas di Ukraina sejak awal perang telah mencapai "ribuan lebih tinggi" dari angka resmi.
Menurut ajudan walikota Mariupol, sedikitnya ada sekitar 100 warga sipil yang masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal, di mana sampai saat ini pasukan Rusia masih meletuskan tembakan.
Resimen Azov Ukraina mengajukan permohonan kepada masyarakat internasional untuk meminta bantuan, sembari mengatakan tentaranya terjebak dalam "kondisi yang sama sekali tidak baik, dengan luka terbuka" dan tanpa obat atau makanan.
Sedangkan menurut para pejabat Ukraina, mereka menemukan mayat 44 warga sipil di puing-puing sebuah bangunan lima lantai yang hancur pada Maret lalu.
Menurut data PBB, total keseluruhan warga Ukraina yang meninggalkan negara itu sudah mendekati enam juta orang.
Isi Pidato Presiden Rusia Vladimir Putin
Dalam pidato peringatan 77 tahun kemenangan atas Nazi Jerman pada hari Senin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, tentaranya telah berjuang untuk keamanan Rusia sekali lagi. Pidato di Lapangan Merah Moskow itu dihadiri sekitar 11 ribu tentara Rusia.
Menurut Putin, seperti dikutip DW, invasi adalah "satu-satunya keputusan yang tepat" dengan klaimnya yang mengatakan bahwa Barat sedang "mempersiapkan invasi ke Rusia."
"NATO menciptakan ketegangan di perbatasan. Mereka tidak mau mendengarkan Rusia, mereka punya rencana lain," kata Putin.
Putin mengatakan, Rusia sudah berjuang untuk "Tanah Air" di Donbas, "agar tidak ada yang melupakan pelajaran dari Perang Dunia II."
Putin juga menjanjikan dukungan bagi keluarga tentara yang gugur. "Kematian setiap prajurit dan perwira sangat menyakitkan bagi kami," katanya. "Negara akan melakukan segalanya untuk mengurus keluarga-keluarga ini."
Editor: Iswara N Raditya