tirto.id - Virus corona atau novel coronavirus (2019-nCov) masih menjadi ancaman di banyak negara. Virus baru ini setidaknya sudah menyebar di 28 negara, berdasarkan data per 7 Februari 2020.
Setelah kasus positif virus corona pada manusia pertama ditemukan di Wuhan, China, Desember 2019 lalu, dalam waktu kurang dari dua bulan kemudian, penularan coronavirus meluas ke semua regional, kecuali Afrika.
Berdasarkan data dari Map Coronavirus 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE, hingga hari ini, kasus-kasus positif virus Corona telah menyebar di belasan negara Asia, terutama yang berdekatan dengan wilayah China.
Namun, tidak ada laporan yang menunjukkan kasus positif virus corona ditemukan di Korea Utara, meski negara ini berbatasan langsung dengan China. Sementara di China, hingga 7 Februari 2020, tercatat sudah 31.198 orang positif virus corona dan 637 pasien meninggal.
Di sisi lain, setiap negara dan wilayah radius 1.500 mil dari Korea Utara telah mengonfirmasi satu kasus terkait wabah virus korona ini, kecuali Mongolia yang tak punya banyak penduduk. Di Korea Selatan misalnya, sampai hari ini sudah 24 kasus positif virus corona ditemukan.
Mengingat Korea Utara selama ini menutup diri, belum ada informasi jelas soal bagaimana negara tersebut menghindari wabah virus corona. Korea Utara pun belum memastikan tentang apakah ada warganya yang positif tertular virus corona.
Dikutip dari CNN, seorang profesor di Universitas Korea yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Nam Sung-wook mengatakan kemungkinan besar saat ini sudah ada warga Korea Utara yang terinfeksi virus corona. Terlebih, wilayah Korea Utara tercatat dihuni oleh 25 juta jiwa.
Nam menduga ada pasien positif virus corona yang telah menulari seseorang di daerah perbatasan China dan Korea Utara.
Dugaan itu muncul karena sudah ada pasien positif virus corona di daerah China, yang berbatasan dengan Korea Utara, seperti Dandong dan Shenyang.
Selain itu, menurut Nam, 90 persen aktivitas perdagangan Korea Utara-China melibatkan banyak orang, truk dan kereta api yang rutin melintasi perbatasan kedua negara.
Korea Utara memang sudah menutup perbatasannya dengan China dan Rusia sejak akhir Januari 2020. Kantor berita Korea Utara, KCNA melaporkan bahwa pihak berwenang pun telah menyatakan negara itu dalam keadaan darurat.
Selain itu, Korea Utara juga membangun fasilitas anti-epidemi di seluruh negeri. KCNA melaporkan orang yang memasuki Korea Utara setelah 13 Januari 2020 diharuskan berada di bawah pantauan tenaga medis setempat.
Otoritas kesehatan Korea Utara pun telah membuat sistem pemeriksaan sampel uji nasional yang diklaim mampu mendiagnosis kasus infeksi virus corona dalam waktu singkat.
Meskipun begitu, banyak ahli menilai sulit untuk memastikan apakah langkah Korea Utara tersebut berhasil membendung penyebaran virus corona 100 persen. Apalagi, rezim Kim Jong Un selama ini menutup akses informasi ke dunia internasional.
"Korea Utara memiliki persediaan obat-obatan dasar yang terbatas sehingga otoritas kesehatan di sana berfokus pada pencegahan. Mereka tidak akan siap untuk menghadapi segala jenis epidemi," kata Jean Lee, direktur dari Hyundai Motor-Korea Foundation.
Data Wabah Novel Coronavirus per 7 Februari 2020
Merujuk pada data Map Coronavirus 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE, Hingga hari ini, Jumat (7/2/2020) pukul 15.23 WIB, terdapat 31.494 jiwa yang terjangkit virus corona.
China menjadi negara dengan jumlah pasien virus corona terbesar: 31.182 jiwa. Jumlah kematian akibat wabah virus corona juga sudah mencapai 638 jiwa.
Dua pasien meninggal masing-masing berasal dari Hong Kong dan Filipina, sedangkan lainnya dari China. Sementara 1.629 jiwa berhasil sembuh setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sementara, daftar negara selain China yang menjadi lokasi penemuan kasus positif infeksi virus corona adalah sebagai berikut:
- Singapura dengan jumlah 30 jiwa
- Thailand dengan jumlah 25 jiwa
- Jepang dengan jumlah 25 jiwa
- Hong Kong dengan jumlah 24 jiwa
- Korea Selatan dengan jumlah 24 jiwa
- Taiwan dengan jumlah 16 jiwa
- Australia dengan jumlah 15 jiwa
- Jerman dengan jumlah 12 jiwa
- Amerika Serikat dengan jumlah 12 jiwa
- Malaysia dengan jumlah 12 jiwa
- Vietnam dengan jumlah 10 jiwa
- Macau dengan jumlah 10 jiwa
- Kanada dengan jumlah 7 jiwa
- Prancis dengan jumlah 6 jiwa
- UE Arab dengan jumlah 5 jiwa
- India dengan jumlah 3 jiwa
- Italia dengan jumlah 2 jiwa
- Rusia dengan jumlah 2 jiwa
- Filipina dengan jumlah 2 jiwa
- Inggris dengan jumlah 2 jiwa
- Nepal dengan jumlah 1 jiwa
- Kamboja dengan jumlah 1 jiwa
- Belgia dengan jumlah 1 jiwa
- Finlandia dengan jumlah 1 jiwa
- Swiss dengan jumlah 1 jiwa
- Srilanka dengan jumlah 1 jiwa
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom