Menuju konten utama

Virus Corona 7 Februari: 638 Meninggal, Termasuk Seorang Dokter

Update virus corona 7 Februari 2020: sebanyak 638 orang meninggal, termasuk seorang dokter yang pertama kali mengungkap gejala coronavirus.

Virus Corona 7 Februari: 638 Meninggal, Termasuk Seorang Dokter
Ilustrasi Wuhan. foto/istockphoto

tirto.id - Virus corona telah menyebabkan 638 orang meninggal hingga Jumat (7/2/2020) pukul 09.00 WIB, menurut data di Johns Hopkins CSSE. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 618 orang meninggal di Hubei Cina, sisanya berada di daerah-daerah ini:

1 orang di Guangdong, Cina

3 orang di Henan, Cina

2 orang di Chngqing, Cina

1 orang di Sichuan, Cina

3 orang di Heilongjiang, Cina

1 orang di Beijing, Cina

1 orang di Shanghai, Cina

1 orang di Hebei, Cina

2 orang di Hainan, Cina

1 orang di Tianjin, Cina

1 orang di Guizhou, Cina

1 orang di Jilin, Cina

1 orang di Hong Kong

1 orang di Filipina

Hingga saat ini, kasus virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia sebanyak 31.377 kasus. Dari data yang sama, diketahui sebanyak 1.541 orang berhasil disembuhkan. Jumlah orang yang paling banyak disembuhkan yaitu 817 orang di Hubei, Cina.

Salah satu kematian yang dilaporkan yaitu seorang dokter dari Cina yang mengeluarkan peringatan pertama tentang wabah virus corona. Dokter bernama Li Wenliang itu tertular virus saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Dia telah mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis pada 30 Desember tetapi polisi mengatakan kepadanya untuk berhenti "membuat informasi palsu", demikian seperti diwartakan BBC.

Virus corona menyebabkan infeksi pernapasan akut yang parah dan gejala biasanya mulai dengan demam, diikuti oleh batuk kering. Namun, banyak orang yang bisa sembuh sepenuhnya dari penyakit ini.

Global Times, People's Daily, dan media Cina lainnya telah melaporkan kematian Li pada Kamis (6/2/2020). Dr Li (34) awalnya dinyatakan meninggal pada pukul 21.30 waktu setempat dan berita itu memicu reaksi warganet di Weibo, setara dengan Twitter di Cina.

Namun, Global Times kemudian mengatakan dia telah diberi perawatan yang dikenal sebagai ECMO (extra-corporeal membrane oxygenation) yang memompa jantung dan menjaga darah beroksigen tanpa melalui paru-paru. Global Times mengatakan, Dr Li sempat kritis sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Sebagian besar yang meninggal karena virus corona berusia di atas 60 tahun atau yang telah memiliki kondisi medis lain, demikian menurut otoritas kesehatan Cina.

Dr Li, seorang dokter spesialis mata, mengunggah kisahnya di Weibo mengenai gejala awal virus corona, yang saat itu belum diketahui. Ia menyertakan foto dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah mengirimkan peringatan awalnya.

Dia telah memperhatikan tujuh kasus virus yang dia pikir tampak seperti SARS, virus yang mewabah secara global pada 2003. Pada 30 Desember dia mengirim pesan kepada sesama dokter di sebuah grup obrolan yang memperingatkan mereka untuk memakai pakaian pelindung demi menghindari infeksi.

Empat hari kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum. Dia disuruh menandatangani surat. Dalam surat itu dia dituduh "membuat informasi palsu" yang telah "sangat mengganggu tatanan sosial".

Dia adalah satu dari delapan orang yang diselidiki polisi karena dianggap "menyebarkan desas-desus". Setelah virus corona dikonfirmasi, pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Dr Li.

Dalam unggahan Li di Weibo, dia menjelaskan bagaimana pada 10 Januari dia mulai batuk, hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit. Dia didiagnosis dengan virus corona pada 30 Januari.

Meskipun data resmi di Cina menyatakan ada sekitar 31.000 orang yang terinfeksi, beberapa ilmuwan memperkirakan angka sebenarnya bisa 10 kali lebih tinggi, sebab mayoritas orang yang terinfeksi hanya menunjukkan gejala ringan, tidak menerima pengobatan, tetapi bisa menularkan penyakit yang berpotensi mematikan ini.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH