tirto.id - Telur adalah salah satu makanan yang populer disantap masyarakat sehari-hari. Namun, baru-baru ini di jagat maya berseliweran video dengan klaim telur yang direbus dengan air panas akan menghasilkan kuning telur kehijauan karena mengandung besi sulfida.
Dalam video juga disebut kalau hal itu bikin telur sulit dicerna dan berisiko menyumbat usus.
“Cara yang betul adalah dengan menambahkan garam ke air dingin, kemudian rebus telur selama 8 menit. Matikan api dan biarkan selama 5 menit. Angkat dan rendam dalam air dingin,” bunyi narasi video yang diunggah akun Instagram “anty_abdullah" (arsip).
Akun tersebut juga menambahkan takarir yang menggambarkan langkah-langkah di atas merupakan tips supaya telur tidak berbahaya dimakan. Di kolom komentar terlihat beberapa warganet berterima kasih atas informasi yang dibagikan.
Bahkan narasi ini juga ramai dijumpai di Tiktok, seperti dapat di sini, di sini, dan di sini.
Sejak pertama kali tersebar pada Jumat (16/2/2024) hingga Kamis (29/2/2024), video akun “anty_abdullah" yang berdurasi tak sampai dua menit ini sudah memperoleh 220 komentar dan 56.107 likes.
Lantas, apa benar merebus telur dengan air panas berbahaya karena menyebabkan adanya kandungan besi sulfida?
Penelusuran Fakta
Usai menyimak video dari awal sampai akhir, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran Google terkait kandungan besi sulfida dalam telur yang direbus.
Menurut seorang pengajar di Departemen Ilmu Pangan dan Gizi Manusia University of Illionis Urbana-Champaign di Amerika Serikat, Dawn M. Bohn, tingkat panas merupakan faktor penyebab kuning telur rebus berwarna hijau.
Sama seperti memasak terlalu lama dapat merusak telur orak-arik, menurutnya, merebus telur secara berlebihan akan menyebabkan kuning telur berwarna hijau.
“Jika telur dimasak terlalu lama dan/atau pada suhu yang terlalu tinggi, belerang dalam putih telur akan bercampur dengan zat besi di kuning telur dan menghasilkan besi sulfida yang berwarna hijau,” terangnya, seperti dilansir situs University of Illionis Urbana-Champaign.
Kendati begitu, reaksi kimia ini—yang oleh para ilmuwan disebut denaturasi—tidak hanya terjadi pada telur rebus saja. Memasak dengan api terlalu panas juga dapat membuat telur orak-arik dan omelet menjadi kehijauan.
Meskipun kuning telur rebus berwarna hijau mungkin terlihat tidak enak dan memiliki tekstur sedikit berkapur, telur tersebut tetap aman untuk dimakan.
Masih dari sumber yang sama, asisten profesor di Washington State University School of Food Science, Stephanie Smith, menjelaskan bahwa besi sulfida yang terbentuk saat telur terlalu matang sebenarnya adalah bentuk zat besi yang sama dengan yang ditemukan dalam suplemen zat besi.
“Dari sudut pandang keamanan pangan, sebenarnya lebih aman memakan telur yang terlalu matang dibandingkan telur yang kurang matang, yang dapat menjadi sarang bakteri,” katanya.
Tirto juga menghubungi ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Ati Nirwanawati. Katanya, belum ada penelitian yang mengonfirmasi klaim dalam video, sehingga perebusan telur aman dengan cara apapun sesuai keinginan.
Ati juga menjelaskan bahwa durasi perebusan tidak berpengaruh terhadap kandungan gizinya.
“Dengan proses perebusan telur kandungan gizinya masih normal. Untuk mendapat telur rebus yang benar-benar matang sempurna disarankan [merebus selama] 14 menit,” terangnya kepada Tirto, Kamis (29/2/2024).
Durasi perebusan telur sendiri akan berdampak pada tekstur dan tingkat kematangan. Mengutip artikel Hello Sehat yang sudah ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, untuk telur berukuran sedang hingga besar, waktu merebus selama 8 menit akan menghasilkan telur setengah matang dengan tekstur kuning tidak terlalu cair tapi tetap lunak.
Sementara merebus telur selama 10 menit bakal bikin tekstur kuning agak keras dan di bagian tengah masih sedikit lunak. Setelah merebus telur, langkah terakhir yang dilakukan yaitu memindahkan telur ke wadah lain atau wadah yang berisi es batu untuk proses pendinginan.
Dengan begitu, telur yang masih panas akan cepat dingin dan mudah dikonsumsi. Telur merupakan sumber protein hewani yang menyediakan berbagai macam zat gizi, mulai dari protein, vitamin, hingga mineral.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim telur yang direbus dengan air panas berbahaya dan akan menghasilkan kuning telur kehijauan karena mengandung besi sulfida bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Besi sulfida akan terbentuk apabila memasak telur terlalu lama dan/atau pada suhu yang terlalu tinggi. Namun, telur tersebut tetap aman untuk dikonsumsi.
Menurut pengajar di Departemen Ilmu Pangan dan Gizi Manusia University of Illionis Urbana-Champaign di Amerika Serikat, Dawn M. Bohn, penyebab warna hijau itu adalah karena belerang dalam putih telur akan bercampur dengan zat besi di kuning telur dan menghasilkan besi sulfida yang berwarna hijau.
Pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Ati Nirwanawati, menyatakan, belum ada penelitian yang mengonfirmasi klaim dalam video, sehingga perebusan telur aman dengan cara apapun sesuai keinginan.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty