Menuju konten utama

Benarkah Mata Berwarna Merah Muda Pertanda Dini Gejala COVID-19?

Benarkah mata berwarna merah muda merupakan pertanda dini gejala awal positif COVID-19?

Benarkah Mata Berwarna Merah Muda Pertanda Dini Gejala COVID-19?
Ilustrasi mata merah. foto/istockphoto

tirto.id - Jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat di hampir seluruh negara yang terkonfirmasi positif virus corona, membuat penyebab yang disebabkan coronavirus juga mengalami gejala dini yang baru, termasuk mata berwarna merah.

Situs Health menyebutkan, meski jarang, konjungtivitis atau mata merah bisa menjadi tanda dini gejala COVID-19. Beberapa ahli bahkan memperkirakan gejala tersebut bisa terjadi pada 1 hingga 3 persen pasien COVID-19.

Konjungtivitis, biasa dikenal dengan mata berwarna merah muda atau iritasi mata yang dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan perih.

American Academy of Ophthalmology (AAO) dalam studi terbaru melaporkan, coronavirus dapat menyebabkan konjungtivitis folikel ringan yang tidak dapat dibedakan dari penyebab virus lainnya.

AAO juga menjelaskan bahwa konjungtivitis telah memengaruhi sekitar 1-3 persen pada mereka yang menderita COVID-19, dan kemungkinan ditularkan melalui kontak aerosol dengan konjungtiva, atau selaput lendir yang menutupi mata.

Vicente Diaz, seorang dokter mata dari Yale Medicine mengatakan, tidak jarang virus tersebut menimbulkan penyakit di mata.

"Banyak penyakit virus dapat mempengaruhi mata, biasanya menyebabkan jenis konjungtivitis folikel. Kami belajar bahwa COVID-19 dapat memengaruhi konjungtiva pada persentase orang yang rendah," kata Diaz.

Ia menambahkan, pada mereka yang memiliki gejala mata ini, sekresi mata mungkin juga dapat menularkan virus.

Peringatan AAO termasuk dua laporan yang diterbitkan, yang menunjukkan hubungan antara COVID-19 dan konjungtivitis.

Yang pertama, sebuah studi kecil pada bulan Februari 2020 dalam Journal of Medical Virology menemukan bahwa satu pasien di antara 30 yang dirawat di China untuk COVID-19 menderita konjungtivitis, dan memiliki coronavirus (SARS-CoV-2) dalam sekresi mata mereka.

Studi lain yang lebih besar, yang diterbitkan pada Februari 2020 di New England Journal of Medicine mengklaim, dari 1.099 pasien di 30 rumah sakit Cina yang berbeda, sembilan memiliki kemacetan konjungtiva.

AAO juga mereferensikan laporan dari CNN, yang menyoroti seorang perawat dari panti jompo yang berbasis di Washington yang menyebutkan bahwa mata merah tampak umum di antara pasien usia lanjut yang kemudian menjadi gejala sakit COVID-19.

Menurut AAO, konjungtivitis atau mata merah muda mungkin merupakan gejala yang jarang untuk COVID-19, tetapi tetap masih ada meskipun persentasenya kecil.

Banyak juga hal lain yang dapat menyebabkan konjungtivitis, seperti virus lain, bakteri, dan alergi.

Kevin Lee, dokter mata dan ahli bedah dari Golden Gate Eye Associates dalam Pacific Vision Eye Institute menyarankan, jika memiliki gejala konjungtivitis, ditambah dengan gejala pernapasan dan demam, segera hubungi dokter, karena bisa saja itu pertanda positif COVID-19.

"Meningkatkan kemungkinan dokter spesialis mata mungkin menjadi penyedia pertama yang mengevaluasi pasien yang mungkin terinfeksi COVID-19," ujar Kevin Lee.

“Menangis dan sekresi mata lainnya juga dapat menularkan virus, jika seseorang positif COVID-19. Untuk menghindari kemungkinan penularan, jangan berbagi kosmetik atau obat tetes mata," tambah Dr. Lee.

Ia menambahkan, rajin mencuci tangan adalah kuncinya dan harus selalu waspada, karena orang-orang tidak menyadari seberapa sering mereka menyentuh wajah mereka.

"Hindari menggosok mata atau menyentuh wajah Anda terutama setelah bersentuhan dengan permukaan publik," tukasnya.

Baca juga artikel terkait GEJALA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH