tirto.id - Pada 26 September lalu, laman Facebook Spirit of Aqsa (arsip) mengunggah sebuah artikel dari situs Spiritofaqsa.org berjudul "Tunjukkan Peta Palestina di Sidang PBB, Erdogan: di mana Israel Tahun 1947?" (arsip).
Dalam unggahan itu, Spirit of Aqsa menuliskan, "Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi pusat perhatian di Majelis Umum PBB ketika ia mengutuk praktek-praktek anti-Palestina dan kegagalan para pemimpin dunia untuk mendukung Palestina."
Unggahan tersebut menjadi ramai, telah dibagikan sebanyak 4,8 ribu kali dan mendapat dua ribu reaksi dari pengguna Facebook. Beberapa akun Facebook membagikan artikel tersebut, termasuk akun Syafrudin di grup KOPERASI SYARIAH 212 INDONESIA (arsip) pada 26 September 2019.
Ada pula akun DZuchairia Inju yang membagikan artikel tersebut di grup RELAWAN PRABOWO #2019 PRESIDEN RI (arsip) pada 17 November 2019. Unggahan mereka juga mendulang banyak komentar dan dibagikan berulang kali.
Asal Usul Informasi
Informasi yang disebarkan oleh situs Spiritofaqsa.org berasal dari situs Qudsnen.co berjudul "Where Are the Borders of The State of Israel? Erdogan Asks Unga" (arsip). Spiritofaqsa menerjemahkan artikel dari Qudsnen.co yang dipublikasi pada 25 September 2019 tersebut.
Qudsnen.co merupakan portal daring dari Quds News Network (QNN). Belum lama ini, akun Twitter Quds News Network yang beralamat di @qudsn telah ditutup oleh Twitter tanpa peringatan atau penjelasan. Seperti yang ditulis Aljazeera pada 3 November 2019, Twitter telah menutup beberapa situs berita Palestina yang mengabarkan berita terkait negara itu dan kependudukan Israel. Sebagai gantinya, Quds News Network membuat akun cadangan di @Qudsn_en.
QNN menulis di situsnya bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampil di hari Selasa (artikel QNN diterbitkan pada Rabu, 24 September 2019) pada pertemuan Majelis Umum PBB. Dalam pertemuan itu, ia mengutuk praktik anti-Palestina oleh Israel dan kegagalan para pemimpin dunia untuk mendukung Palestina.
Selama pidatonya, Erdogan menunjukkan peta Israel dari pelbagai periode dan menjabarkan bagaimana Israel telah menduduki wilayah Palestina selama beberapa dekade.
"Di mana Israel pada 1947 dan di mana sekarang?" kata Erdogan saat memperlihatkan peta tanah Palestina yang berwarna hijau, yang telah diambil alih oleh Israel, masih dari QNN.
"Dimana perbatasan Negara Israel? Apakah itu perbatasan 1948, perbatasan 1967, atau ada perbatasan lain?” lanjut Erdogan, bertanya kepada para pemimpin dunia sembari menambahkan bahwa penyitaan Israel atas wilayah Palestina tidak sah.
"Bagaimana bisa Dataran Tinggi Golan dan pemukiman Tepi Barat direbut seperti wilayah Palestina yang diduduki lainnya di depan mata dunia?" tanya Erdogan.
Masih dari QNN, Erdogan juga menuduh Pemerintah AS di bawah Presiden Trump ingin menghancurkan Palestina lewat sebuah kesepakatan yang tidak dipublikasikan.
"Apakah tujuan kesepakatan tersebut, yang dipromosikan sebagai 'Kesepakatan Abad Ini,' adalah untuk melenyapkan negara dan rakyat Palestina? Apakah Anda ingin pertumpahan darah lainnya?" tanya Presiden Turki tersebut. "Semua aktor dari komunitas internasional, dan khususnya, PBB, harus memberikan dukungan penuh kepada orang-orang Palestina selain banyak janji."
Fakta
Tirto menelusuri berbagai klaim Erdogan yang ditulis oleh QNN, demikian pula dengan foto yang dipublikasikan SpiritofAqsa.
Berdasarkan penelusuran melalui alat pencarian gambar, Tineye, ditemukan bahwa foto Erdogan di laman SpiritofAqsa diambil oleh fotografer Reuters, Carlo Allegri. Foto ini pertama kali dipublikasikan di Aljazeera pada 26 September 2019.
Tirto juga mengecek satu-persatu klaim Erdogan yang dipublikasi QNN melalui unggahan video PBS NewsHour di akun Youtube mereka. PBS NewsHour merupakan program televisi berita di Amerika Serikat milik PBS (Public Broadcasting Service).
PBS mengunggah sesi pidato Erdogan pada sidang umum PBB di New York lalu pada Selasa, 24 September 2019. Berdasarkan jadwal sidang umum PBB, pidato Erdogan dilakukan pada hari yang sama. Sebagai catatan, situs Spiritofaqsa menuliskan bahwa Erdogan melakukan pidatonya pada Selasa, 25 September 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Erdogan memberikan pidatonya setelah Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi. Erdogan tidak hanya membahas Palestina, namun juga menyinggung soal pengungsi Suriah dan konflik Kashmir.
Seperti yang disampaikan QNN, Erdogan memang menunjukkan peta Palestina pada menit ke 22:15 sembari bertanya, "Where was Israel in 1947 and where is Israel now? ... Especially between the years 1949 and 1967. Where was Israel and where is Israel now?" lanjutnya.
Erdogan juga menyampaikan, seperti ditulis QNN, mengenai batas wilayah Israel tahun 1948 dan tahun 1967 pada menit ke 25:12. "Where are the borders of the State of Israel? Is it the 1947 borders, the 1967 borders, or is there another border that we need to know of?"
Pertanyaan Erdogan mengenai Dataran Tinggi Golan dan wilayah Tepi Barat yang diakuisisi Israel juga kami temukan dalam pidato berdurasi sekitar 34 menit tersebut. Berikut rekaman yang didengar dari PBS pada sekitar menit ke 25:22, "How can the Golan Heights and the West Bank settlements be seized just like other occupied Palestinian territories before the eyes of the world if they still are known within the official borders of the state."
Tirto juga menemukan klaim QNN yang menyebutkan pernyataan Erdogan terkait 'Kesepakatan Abad Ini' yang dibuat untuk menghilangkan negara dan rakyat Palestina pada menit ke 25:40. Ia lanjut menyampaikan, “Apakah Anda ingin pertumpahan darah lainnya?"
Erdogan menutup pidatonya mengenai Palestina dengan menyampaikan agar semua pihak, terutama PBB, harus memberikan dukungan kepada orang-orang Palestina selain hanya mengumbar janji. Ia menyampaikan sekitar menit ke 25:54, "All actors of the international community, and in particular, the UN, should provide complete support to the Palestinian people beyond more promises."
Kesimpulan
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa informasi dari situs Spiritofaqsa yang disadur dari QNN adalah salah sebagian (partly false).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memang menyampaikan perhatiannya atas Palestina dalam pidatonya di sidang umum ke-74 PBB di New York, Amerika Serikat, dan meminta seluruh pihak agar memberikan dukungan pada rakyat Palestina. Namun, ia menyampaikannya pada tanggal 24 September 2019, bukan pada tanggal 25 September.
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara