tirto.id - Beberapa jam sebelum hitung cepat Pilkada Jawa Tengah dimulai, Ganjar Pranowo sudah yakin kalau dirinya akan memenangkan pertarungan. Pulang dari TPS, ia tampak enjoy dan rileks. Mengenakan kemeja putih dan jeans berwarna navy, ia duduk di garasi rumahnya di Jalan Tengger Timur, Gajahmungkur, Semarang.
Di sana, dua buah tv flat berukuran 52 inch sudah terpampang. Satu untuk menayangkan berita, satunya lagi untuk melihat statistik hitung cepat dari beberapa lembaga survei. Lewat tengah hari, beberapa koleganya mulai berdatangan. Jam menunjukkan pukul 13.00, tempat itu sudah penuh.
Sesuai perkiraan, hasil hitung cepat Pilgub Jawa Tengah mengunggulkan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maemoen. Sorak-sorai dan tepuk tangan terdengar saat hasil hitung cepat LSI Denny JA mencapai 97 persen dan menyimpulkan Ganjar-Yasin memperoleh 58,2 persen dukungan, lebih tinggi dari perolehan suara Sudirman-Ida sebesar 41,8 persen.
Hitung cepat Pilgub Jateng dari SMRC juga mencatat angka yang hampir sama: Ganjar-Yasin mendulang 58,6 persen suara, sementara Sudirman-Ida memperoleh dukungan sebanyak 41,4 persen.
Meski lebih unggul, hitung-hitungan sementara itu sempat membuat sang petahana deg-degan. Sebab, selisih perolehan suara ternyata melesat jauh dari yang diperkirakan. Kepada para wartawan, Ganjar mengakui persepsi yang dimunculkan dari isu korupsi yang dimainkan oleh lawannya berhasil membuat suaranya gembos di beberapa daerah.
"Persentase kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang mungkin bisa menjadi penolakan terhadap diri saya, nampak-nampaknya mendapatkan peningkatan,” kata politikus PDIP tersebut.
Mesin partai politik yang mendukung Sudirman-Ida juga diakui sangat baik di sejumlah wilayah. Di dua kabupaten, kata Ganjar, "nampaknya suara saya tergerus lumayan dalam. Pertama, di Brebes tempat lahir Pak Dirman, dan kedua di Kabupaten Tegal. Dan saya mengakui, di sana memang PKB kerjanya bagus sekali. Saya blak-blakan bicara ini.”
Taj Yasin, yang hadir di kediaman Ganjar usai hitung cepat, juga mengakui hal serupa. Namun, ia menyebut bahwa usaha para relawan dan partai pengusungnya sudah maksimal di beberapa kantong-kantong suara lawan.
“Kami sudah bekerja keras. Maksimal. Alhamdulillah, hasilnya sudah bisa kami perkirakan. Sekarang relawan, partai pendukung masih melakukan pemantauan,” kata putra KH. Maimun Zubair itu.
Suasana Kontras di Kantor PDIP dan Gerindra
Turun dari mobil Pajero Sport berwarna merah, Ganjar Pranowo langsung disambut ratusan pendukung dan simpatisannya di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Rabu sore, sekitar pukul 16.10. Di sana, ia memberi pidato dan mendeklarasikan kemenangan atas hasil hitung cepat Pilgub Jateng yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
Ganjar dan Taj Yasin juga dibopong para pendukungnya usia melakukan salat Asar di musala kecil di belakang gedung DPD PDIP tersebut. Pekik kemenangan bersahutan dan yel-yel kemenangan dinyanyikan dengan lantang. Di pelataran depan gedung, musik berdentam tak kalah kencang dari arah panggung.
Sekitar 5 kilometer dari tempat itu, DPD Gerindra Jawa Tengah terlihat sepi dari aktivitas. Tak ada sorak-sorai, yel-yel kemenangan apalagi panggung. Deretan bangku di aula tempat memantau hasil hitung cepat pun kosong. Menu prasmanan yang tersaji untuk para pengunjung seperti belum tersentuh.
Beberapa wartawan duduk-duduk mengemper di kantor tersebut menunggu Sudirman-Ida memberikan keterangan pers. Sekitar pukul 19.30 kabar dari tim kampanye pasangan tersebut baru mereka terima: Sudirman-Ida akan konferensi pers di Hotel Grasia, Gajahmungkur.
Sejam kemudian, agenda yang dijadwalkan itu berlangsung. Sudirman baru tiba di Semarang setelah menempuh perjalanan dari Brebes, sementara calon wakilnya, Ida Fauziyah dari Magelang.
Meski nampak kuyu, Sudirman dan Ida masih sempat menyelingi pertemuan itu dengan kelakar. Beberapa kali Sudirman terlihat tertawa, sementara Ida masih meladeni permintaan berswafoto oleh para pewarta yang mengikutinya sejak pagi.
"Santai saja, ini baru Quick Count. Masih koma, belum titik," kata Ida kepada para wartawan sembari melempar senyum.
Bagi keduanya, hasil hitung cepat hanya bersifat sementara dan kemungkinan besar masih dapat berubah. Mereka juga belum mau menyerah dan memilih untuk tetap menjaga semangat para relawan yang telah mendukung mereka hingga hari ini.
"Menurut kami, pilkada ini adalah pilkada relawan," kata Sudirman. Karena itu, ia meminta para relawan dan partai tetap menjaga semangat dan mengawal proses penghitungan suara hingga di tingkat akhir.
"Atas nama kualitas demokrasi, kami minta relawan kami untuk mengumpulkan kejanggalan dan pelanggaran apabila ada yang ditemukan di level apa pun supaya untuk menjaga demokrasi kita bermutu tinggi, selebihnya kita akan ikuti proses ini sampai tuntas, dan disitulah kami bisa mengatakan sikap kami," kata Sudirman.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid menyebut bahwa para saksi dan relawan di beberapa kabupaten/kota menemukan sejumlah kejanggalan serta pelanggaran. Hal-hal tersebut, kata dia, telah didokumentasikan dan akan menjadi alat bukti untuk disampaikan kepada Bawaslu.
Abdul bahkan mengklaim, ada beberapa kantong suara Sudirman-Ida yang digembosi dengan cara-cara curang. "Yang jelas ada yang perlu kita laporkan, ada Kabupaten Pekalongan, Seragen, Demak dan beberapa kantong-kantong kami itu yang seharusnya menang," kata Abdul.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Abdul Aziz