tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak banyak berkomentar soal keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Ditemui di pendopo Balai Kota, usai salat Jumat, ia hanya terdiam dan tak meladeni pertanyaan pewarta terkait hal tersebut.
Beberapa menit sebelum salat Jumat, pertanyaan yang sama juga dilontarkan. Namun, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu irit bicara. Ia hanya mengatakan bahwa Pemprov masih melakukan kajian.
"Yang penting semuanya harus ditertibkan terus ditata. Tapi bagaimananya, nanti kita lihat," ungkapnya, Jumat (2/3/2018). Saat ditanya kemungkinan banyaknya PKL saat perhelatan Asian Games berlangsung di Jakarta, ia menjawab, "masih lama."
Berbeda dengan Anies, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno selalu menanggapi pemberitaan soal menjamurnya PKL di kawasan tersebut.
Ia telah memberikan penjelasan mulai dari jumlah PKL yang diikutsertakan dalam OK-OCE, sampai rencana menawarkan pemilik gedung di sekitar Melawai untuk menyediakan lokasi penampungan PKL sementara (loksem).
Sandiaga bahkan menyebut bahwa para PKL itu mendapat dukungan dari masyarakat yang beraktivitas di kawasan Melawai.
"Masyarakat sekitar, termasuk (karyawan) gedung-gedung tersebut, gedung PLN yang karyawannya kemarin secara volunter datang ke saya, bilang bahwa kami butuh untuk makan pagi di sini, untuk makan siang juga. Jadi masyarakat sekitar mendukung," ujar Sandiaga kemarin, Kamis (1/3/2018).
Lantaran itu pula lah, kata Sandiaga, dirinya bisa menggunakan hak diskresi agar keberadaan mereka tak melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang tentang Ketertiban Umum.
"Ada diskresi yang harus kami buat karena ini ada 75 lapangan kerja, (jika) dikali dua, paling tidak ada 150 lapangan kerja yang kami ingin selamatkan di sini," kata dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto