tirto.id - Sekitar 811 warga negara asing (WNA) asal China tercatat masih sempat masuk ke Indonesia selama kurun waktu 4-8 Februari 2020. Jumlah itu terekam dalam data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu.
Rinciannya, ada sekitar 550 orang masuk ke Indonesia pada 4 Februari 2020, lalu 258 orang pada 6 Februari 2020 dan 3 orang pada 8 Februari 2020.
Informasi ini terpampang saat Bea Cukai memaparkan efek Corona atau Covid-19 pada jumlah penumpang dari Cina. Terhitung sejak Hari Raya Imlek di 25 Januari 2020, jumlah penumpang anjlok dari 8.600 di 26 Januari 2020 menjadi 3.615 per 30 Januari 2020 saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Corona dalam situasi darurat.
“Tapi begitu dari mulai Imlek, terjadi penurunan, dan terakhir dari China, terakhir sudah tidak ada lagi di sini [setelah 8 Februari 2020],” ucap Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Syarif Hidayat dalam konferensi pers di Kemenkeu, Selasa (3/3/2020).
Tak lama setelah pengumuman Procedures Concerning Public Health Emergencies of International Concern (PHEIC) WHO, Indonesia memberlakukan larangan terbang atau travel ban dari dan ke China per 5 Februari 2020.
Menariknya, usai 5 Februari masih tercatat sejumlah warga negara China yang masih tetap masuk ke Indonesia. Arus penumpang yang memiliki kewarganegaraan Cina baru benar-benar nihil usai 8 Februari 2020.
Menanggapi hal itu, Syarif memastikan kalau tidak ada warga negara Cina yang masuk ke Indonesia lagi sampai hari ini. Sebab penerbangan langsung atau direct flight sudah tidak dimungkinkan karena travel ban.
Andaikata pada 8 Februari tercatat masih ada 3 orang, ia memastikan bahwa itu bukan berarti mereka masih bisa masuk usai dilarang. Menurutnya, mereka bisa tiba di Indonesia karena menggunakan penerbangan lain seperti melalui negara-negara yang waktu itu belum dalam keadaan darurat seperti di Cina.
“Tapi bisa saja melalui pesawat lain melalui Singapura melalui Timor Leste. Jadi intinya adalah kita hanya ingin menyampaikan karena sebenarnya sudah tidak ada,” ucap Syarif.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri