tirto.id - Badan Reserse Kriminal Polri turun tangan menyelidiki kebocoran ratusan juta data pribadi warga negara Indonesia. Data bocor itu milik BPJS Kesehatan.
Kabareskrim Komjen Agus Adriansyah mengatakan telah menugasi Dirtipidsiber sejak informasi kebocoran data muncul. Saat ini, kata dia, sedang disiapkan adminstrasi untuk memulai penyidikan.
Selain itu, lanjut Agus, upaya penelusuri kebocoran data pribadi WNI tersebut juga dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, BPJS Kesehatan, serta Direktorat Jenderal Dukcapil, Kemendagri.
"Saat ini dari Kominfo, Kependudukan dan BPJS sedang mendalami hal kebocoran tersebut," kata Agus, Minggu (23/5/2021).
Direktur Tindak Pidana Siber Brigjen Pol Slamet Uliadi mengatakan Direktur BPJS Kesehatan akan dipanggil pada Senin besok (24/5) untuk dimintai klarifikasi.
Berdasar hasil investigasi Kominfo sampel data yang sudah tersebar di media sosial identik dengan data BPJS Kesehatan. Terdapat identitas seperti nomor kartu. Kominfo kemudian memblokir Raid Forum yang menjadi laman penjual atau pembeli data pribadi. Sebab, akun penjual bernama Kotz memberikan akses unduh secara gratis untuk file sebesar 240 megabite (Mb) yang berisi 1.000.002 data pribadi masyarakat Indonesia.
File tersebut dibagikan sejak 12 Mei 2021. Bahkan, dalam sepekan ini ramai menjadi perhatian publik. Akun tersebut mengklaim mempunyai lebih dari 279 juta data lainnya yang dijual senilai USD 6.000.
BPJS Kesehatan menyatakan data yang sudah dikumpulkan tidak mencapai 279 juta seperti diklaim penjual data. Hingga Mei ini jumlah data BPJS mencapai 222,4 juta.
"Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan. Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya," begitu dikutip BPJS Kesehatan.
Editor: Zakki Amali