Menuju konten utama

Bantuan Mulai Masuk ke Gaza usai Gencatan Senjata Disepakati

Sebagai bentuk kesepakatan genacatan senjata, pihak Hamas juga melepaskan tiga tawanan asal Israel yang berada di Gaza.

Bantuan Mulai Masuk ke Gaza usai Gencatan Senjata Disepakati
Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel di Jalur Gaza menyiapkan roti di tenda kamp yang disediakan UNDP di Khan Younis, Rabu, 15 November 2023. (AP Photo/Fatima Shbair)

tirto.id - Sebanyak 90 masyarakat sipil Palestina yang ditahan oleh pemerintah Israel mulai dibebaskan usai disepakatinya gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada Minggu (19/1/2025) waktu setempat. Dikutip dari Al Jazeera, sebagian besar dari 90 tahanan Palestina yang dilepas Israel adalah perempuan dan anak-anak.

Sebagai bentuk kesepakatan, pihak Hamas juga melepaskan tiga tawanan asal Israel yang berada di Gaza. Tiga tawanan tersebut dilepaskan di hari yang sama usai gencatan senjata disepakati.

Selain pembebasan tawanan dari kedua belah pihak, gencatan senjata juga berpengaruh pada masuknya bahan pangan di Palestina, terutama warga yang tinggal di Gaza. Kawasan tersebut selama 15 bulan nyaris tidak pernah mendapat bantuan imbas agresi Israel ke Gaza. Bantuan tersebut berasal dari masyarakat internasional yang dikelola oleh PBB melalui Wakil Sekretariat Jenderal Urusan Kemanusian.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusian, Tom Fletcher, menjelaskan bahwa bantuan kemanusian berupa sandang dan pangan masih belum mencukupi untuk menutupi seluruh kerusakan imbas serangan Israel tersebut.

"Setidaknya 630 truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza pada hari Minggu, dengan setidaknya 300 di antaranya menuju ke utara," kata Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusian, Tom Fletcher dikutip dari CNN.

Tom menjelaskan bahwa bantuan kemanusian berupa sandang dan pangan masih belum mencukupi untuk menutupi seluruh kerusakan imbas serangan Israel tersebut. Mengutip data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) setidaknya 430 ribu unit atau 92 persen perumahan milik warga Gaza mengalami kerusakan.

Dengan keterangan 160 ribu mengalami rusak parah dan 276 ribu lainnya rusak ringan atau sebagian. Akibatnya 1,8 juta warga Gaza tak bisa tinggal di rumah dan harus berada di barak pengungsian.

Tom pun menyerukan kepada setiap masyarakat internasional baik negara maupun aktor non pemerintah untuk ikut mengawal proses penyaluran bantuan kepada warga Gaza tersebut.

"Dengan pengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat untuk memastikan bahwa penyaluran bantuan demi keselamatan nyawa ini, menjangkau mereka yang paling membutuhkan," kata Tom.

Baca juga artikel terkait KONFLIK GAZA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto