tirto.id - Korea Utara membantah tuduhan Amerika Serikat yang menyebut kalau Pyongyang mengirim peluru artileri dan amunisi untuk berperang di Ukraina. Hal itu disampaikan pada hari ini, Selasa, 8 November 2022.
Seperti diberitakan AP News, Korut mengatakan Amerika telah berbohong. Sebagai catatan, saat ini Korut sedang gencar-gencarnya melakukan uji coba rudal jarak pendek dan rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai daratan AS.
Korea Utara telah mengisyaratkan akan mengirim pekerja untuk membangun kembali wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina. Di sisi lain, Amerika menuduh Korut memasok amunisi peluru dan artileri untuk mengisi kembali persediaan Rusia yang hampir habis.
Pada pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menuduh Korea Utara secara diam-diam memasok "sejumlah besar" amunisi ke Rusia. Menurut dia, Amerika yakin Korut berusaha membuat seolah-olah senjata itu dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara.
“Kami menganggap langkah AS seperti itu sebagai bagian dari upaya permusuhannya untuk menodai citra (Korea Utara) di arena internasional,” kata seorang wakil direktur yang tidak disebutkan namanya di kantor urusan luar negeri militer kementerian Korea Utara.
“Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan ‘transaksi senjata’ dengan Rusia dan kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan,” kata wakil direktur.
Pada bulan September, para pejabat AS mengkonfirmasi temuan intelijen AS bahwa Rusia sedang dalam proses pembelian jutaan roket dan peluru artileri dari Korea Utara. Laporan itu dibantah oleh Korea Utara sambil meminta Washington berhenti membuat "pernyataan sembrono”.
Baru-baru ini, konflik Korut dan Korsel kembali memanas setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal yang mencapai puluhan kali.
Aksi itu dilakukan Korut karena marah dengan latihan bersama yang digelar pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat. Menurut Korut, latihan militer gabungan ini sebagai bentuk provokasi.
Sementara menurut Korea Selatan, latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan ketika akan menghadapi serangan dari Korea Utara.
Editor: Iswara N Raditya