Menuju konten utama

Bantah Ada Mobilisasi Massa, BPN Jelaskan soal Seruan People Power

Dahnil menegaskan, people power yang dimaksud bukan lah pengerahan massa dan pihaknya tetap meminta para pendukung dan simpatisan Prabowo-Sandiaga tenang hingga hasil real count dirilis KPU.

Bantah Ada Mobilisasi Massa, BPN Jelaskan soal Seruan People Power
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak. tirto.id/Harisprabowo

tirto.id -

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak membantah bahwa koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga akan melakukan mobilisasi massa jika hasil pilpres tak memenangkan paslon 02.

Hal itu disampaikan untuk mengklarifikasi pernyataan Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212 Eggi Sudjana soal people power yang disampaikan kemarin (17/4/2019).

Dahnil menegaskan, people power yang dimaksud bukan lah pengerahan massa dan pihaknya tetap meminta para pendukung dan simpatisan Prabowo-Sandiaga tetap tenang hingga hasil real count dirilis KPU.

"Siapa yang bilang (pengerahan massa) kalau people power, pemilu ini kan people power. Yang jelas dalam proses demokrasi, siapapun yang menyampaikan pendapat, siapapun tidak bisa larang," ucapnya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019).

Dalam orasinya kemarin, Eggi Sudjana memang menyinggung soal people power di hadapan massa pendukung Prabowo-Sandiaga.

Ia menilai, Prabowo-Sandiaga berpotensi menang apabila dibandingkan dengan Pilpres 2014, saat Ketua Umum Gerindra itu maju bersama Hatta Rajasa.

Sebab, kata Eggi, saat itu Prabowo-Hatta hanya kalah delapan juta suara dari Jokowi-Jusuf Kalla.

Untuk itu, ia mengklaim, kekurangan delapan juta suara itu sudah bisa diatasi dengan banyaknya jumlah Alumni 212 yang mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

"Konteks analisis kalau 2014 itu Prabowo dikalahkan delapan juta suara, itu sudah teratasi 2016 ada Alumni 212 bisa mengumpulkan 13 juta di Monas. Artinya delapan juta bisa teratasi," kata Eggi di Kertanegara, Jakarta Selatan, kemarin (17/4/2019).

Ia menambahkan, apalagi kunjungan Prabowo ke berbagai daerah tak pernah sepi dari sambutan. Menurut dia, hal ini berbeda dengan kunjungan Jokowi ke daerah.

"Ini menjadi anomali dari kampanye sepi tapi menang. Jika temuan kecurangan semakin terang benderang, Malaysia sebelum pemilu sudah dicoblos, maka jika kecurangan diakumulasi oleh KPU," ungkap dia.

"Insyaallah setelah diumumkan resmi, apakah ada kecurangan serius? Kekuatan people's power mesti dilakukan. Setuju? Berani?" kata Eggi bertanya ke relawan.

"Kalau people's power terjadi, tak perlu ikut-ikut mekanisme, karena sudah kedaulatan rakyat," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari