tirto.id - Bank Dunia menilai konsumsi rumah tangga di Indonesia berangsur membaik pada kuartal III 2017. Meski angka peningkatannya masih belum besar, namun Bank Dunia memprediksi perbaikan tersebut bakal terus berlanjut hingga awal 2018 mendatang.
Daya beli masyarakat memang diklaim lesu sejak kuartal I 2017. Pemerintah pun telah mengamini bahwa pelemahan daya beli tersebut dipengaruhi perpindahan konsumsi masyarakat dari ekonomi konvensional menjadi online.
“Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi didukung harga komoditas yang kuat, inflasi yang rendah, nilai mata uang rupiah yang stabil, pasar tenaga kerja yang kuat, dan penurunan biaya pinjaman,” ungkap Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chavez dalam peluncuran laporan Indonesia Economic Quarterly di Energy Building, Jakarta pada Kamis (14/12/2017).
Tak hanya perbaikan pada konsumsi rumah tangga, Bank Dunia juga mengklaim pertumbuhan ekspor dan investasi Indonesia menunjukkan peningkatan di periode yang sama.
Selain dipengaruhi faktor perekonomian global, pertumbuhan dipengaruhi rendahnya biaya pendanaan, lingkungan bisnis yang terus dibenahi pemerintah, dan investasi modal dari pemerintah yang tinggi. Oleh karena sejumlah hal itu, pertumbuhan ekonomi pun relatif membaik pada kuartal III 2017.
“Perekonomian Indonesia membaik sampai 5,01 persen di kuartal II 2017, dan 5,06 persen di kuartal III 2017. Memang tidak besar, tapi ada sejumlah detail di balik pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu besar itu,” ucap Rodrigo.
Terpengaruh Perekonomian Global
Lebih lanjut, perekonomian global sendiri dinilai menuju ke arah yang baik. Perbaikan harga komoditas turut dianggap berpengaruh terhadap komoditas ekspor Indonesia. “Hal ini sangat positif untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Semakin membaik, dan akan ada banyak kejutan sehingga akhirnya menjadi sangat baik sekali,” kata Rodrigo lagi.
Kendati demikian, Rodrigo mengatakan bahwa Indonesia juga tengah dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Di antaranya terkait penciptaan lebih banyak lapangan kerja, mempercepat peningkatan konsumsi masyarakat, serta mengumpulkan lebih banyak pendapatan sehingga dapat berinvestasi lebih untuk pemenuhan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Rodrigo, tingginya pemasukan yang ditargetkan pemerintah dapat berkontribusi pada perbaikan di sejumlah sektor. Bank Dunia pun berpendapat bahwa APBN (Anggaran Pemerintah dan Belanja Negara) sebesar 30 persen yang dialokasikan pemerintah pusat untuk desentralisasi sudah substansial.
“Selain meningkatkan sumber daya manusia, juga dapat menciptakan kesetaraan peluang untuk dapat pekerjaan, hingga akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucap Rodrigo.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander menekankan pentingnya memanfaatkan momentum di kuartal III dan IV 2017 guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Ia pun lantas mencontohkan investasi asing yang masuk ke Indonesia pada kuartal III 2017 tercatat relatif besar dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
“Investasi asing itu terutama di sektor ritel dan peralatan rumah tangga, seperti halnya dilakukan Alibaba dan Tencent. Selain itu, perlu berterima kasih juga untuk berbagai reformasi yang dilakukan pemerintah guna mendorong pertumbuhan investasi,” ucap Frederico.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto