Menuju konten utama

Bank Dunia: Laju Pengentasan Kemiskinan Global Masih Lambat

Bank Dunia menyampaikan tiga poin untuk menekan angka kemiskinan global. 

Bank Dunia: Laju Pengentasan Kemiskinan Global Masih Lambat
President World Bank Group Jim Yong Kim menyampaikan paparan saat Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018). ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari/hp/2018

tirto.id - Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengakui laju pengentasan kemiskinan di tataran global masih relatif lambat. Untuk itu, ia mendorong agar angka kemiskinan dapat semakin ditekan melalui tiga poin yang menjadi kunci strategis.

Ketiga poin itu adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui investasi sektor swasta, mengambil langkah segera terhadap perubahan iklim, serta berinvestasi lebih kepada sumber daya manusia.

“Untuk yang poin investasi pada sumber daya manusia itu sudah menjadi fokus kami dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kim dalam pidatonya di Bali Nusa Dua Convention Center pada Jumat (12/10/2018).

Lebih lanjut, Kim menyebutkan bahwa laporan terkait kemiskinan dari Bank Dunia bakal segera diluncurkan. Meskipun terbilang lambat namun Kim mengklaim perkembangan terkait pengentasan kemiskinan saat ini sebetulnya telah menunjukkan hasil. Kim mencontohkan dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, sebanyak lebih dari 1 miliar orang telah berhasil keluar dari jerat kemiskinan.

“Tingkat kemiskinan secara global telah berada di kisaran 10 persen. Capaian tersebut merupakan yang terendah sepanjang sejarah,” ungkap Kim.

Namun di sisi lain, sebanyak 736 juta orang di seluruh dunia masih mengalami kemiskinan parah. Adapun indikatornya ialah warga yang hidup dengan pendapatan di bawah 1,9 dolar AS per harinya.

Sementara itu, masih menurut Kim, seperempat dari populasi warga dunia hidup dengan pendapatan di bawah 3,2 dolar AS per harinya. Untuk kategori ini mereka merupakan penduduk miskin di sejumlah negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

Sebaliknya, penduduk miskin di sejumlah negara dengan pendapatan menengah ke atas tercatat hidup dengan pendapatan di bawah 5,5 dolar AS.

“Maka dari itu kita perlu untuk terus mengakselerasi perkembangan, sehingga dapat mengakhiri kemiskinan parah pada 2030 serta mendorong kesejahteraan pada 40 persen warga termiskin di seluruh dunia,” kata Kim.

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN IMF atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto