Menuju konten utama

Banjir Lebak Banten: 614 KK Terdampak & 62 Warga Mengungsi

Hujan dengan intensitas tinggi terjadi sekitar pukul 20.00 WIB pada Senin malam (13/9) dan mengakibatkan banjir sekitar 50 hingga 100 cm.

Banjir Lebak Banten: 614 KK Terdampak & 62 Warga Mengungsi
Hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang menjadi salah satu pemicu banjir dua kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Senin malam (13/9). Banjir terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. (FOTO/Humas BNPB)

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan hujan yang terjadi selama empat jam di dua kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengakibatkan banjir sekitar 50 hingga 100 cm.

Hujan dengan intensitas tinggi itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB pada Senin malam (13/9) itu melanda dua kecamatan, yaitu Rangkasbitung dan Cibadak.

Berdasarkan catatan sementara, atas kejadian tersebut sebanyak 614 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir. BPBD melaporkan 62 warga mengungsi di tempat ibadah musola At-Taubah, Barangbang.

"Petugas tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lebak membantu evakuasi para warga tersebut," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Selasa (14/9/2021).

Abdul menjelaskan para warga yang mengungsi telah menggunakan masker. Namun karena basah oleh hujan, petugas membagikan masker baru untuk penerapan protokol kesehatan.

"Petugas menekankan bahwa warga yang mengungsi diharapkan tetap disiplin setidaknya dalam memakai masker," klaimnya.

Di samping itu, petugas juga mengoperasikan dua perahu fiber untuk mendistribusikan bantuan logistik kepada warga yang bertahan di rumah mereka.

Sejumlah kampung terdampak yang berlokasi di Kecamatan Rangkasbitung, yaitu Kampung Barangbang, Kompleks Pendidikan, BTN Depag dan BTN Palaton (Kelurahan Muara Ciujung Timur), Cimesir (Desa Rangkasbitung Timur), Dukuh dan Sentral (Kelurahan Rangkasbitung Barat), Babakan Sepur dan Anyar (Desa Jatimulya), sedangkan di Kecamatan Cibadak yaitu Kampung Neglasari dan Rancasema (Desa Kaduagung Timur) dan Kampung Pasir Kaloncing dan BTN Mandala (Desa Kaduagung Tengah).

BPBD juga menginformasikan pos pantau di Jembatan Keong mencatat tinggi muka air 525 cm, dengan debit air sekitar 549 m3 per detik.

"Kondisi tersebut mengindikasikan status ‘Awas'," tuturnya.

Melihat analisis inaRISK, kedua kecamatan terdampak merupakan 19 kecamatan di Kabupaten Lebak yang teridentifikasi memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan prakiraan cuaca pada hari ini, Selasa (14/9), kedua wilayah masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan pada siang hingga sore.

Selama periode 2015 – 2020, BNPB mencatat 29 kejadian banjir melanda Kabupaten Lebak. Banjir terparah pada kurun waktu tersebut terjadi pada awal tahun Januari 2020 lalu.

Banjir menerjang Kecamatan Sajira hingga menyebabkan kerusakan rumah warga 2.389 unit dan fasilitas umum 45 unit. Bencana saat itu juga mengakibatkan sembilan warga meninggal dunia dan dua lainnya hilang.

Menyikapi bahaya hidrometeorologi khususnya banjir, di musim hujan ini masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan di tingkat keluarga, seperti membatasi aktivitas di luar rumah, mematikan arus listrik dengan segera, menghindari saluran air atau gorong-gorong apabila berada di luar rumah serta menyiapkan tas siaga bencana.

"Pada kondisi yang mengharuskan evakuasi, setiap warga perlu menerapkan protokol kesehatan selama proses penyelamatan dan di pos pengungsian untuk menghindari Covid-19," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri