Menuju konten utama

Banjir Lahar Dingin di Sumatra Barat Telan Korban 67 Orang

BNPB mencatat penambahan korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Banjir Lahar Dingin di Sumatra Barat Telan Korban 67 Orang
Banjir lahar dingin menerjang kawasan pemukiman di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi tersebut menerjang kawasan pemukiman di daerah itu dan sempat memutus akses ruas jalan Bukittinggi - Padang. ANTARA FOTO/Al Fatah/Ief/nym.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan data hingga pukul 12.10 WIB kemarin, Rabu (15/5/2024) menunjukkan penambahan korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar). Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, terus bekerja sama dalam proses pencarian dan evakuasi korban.

"Data korban meninggal tercatat berjumlah 67 orang, sedangkan korban hilang sebanyak 20 orang, 989 KK terdampak, serta 44 orang mengalami luka-luka," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).

Suharyanto pun menjelaskan mengenai bantuan pemulihan yang akan diberikan kepada para korban selamat. Untuk yang berada di pengungsian, dia memastikan segala kebutuhan terpenuhi, seperti sembako, kebutuhan bayi, pampers, pembalut, mukena, dan makanan.

Menurut Suharyanto, pihaknya juga akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengungsi di rumah kerabatnya.

"Bahkan kalau ada yang saat ini tinggal di rumah kerabat saudaranya setelah di data kemudian bisa kita cairkan bantuan dana tunggu hunian seperti dana untuk sewa rumah," tutur Suharyanto.

Lebih lanjut dijelaskan Suharyanto, pihaknya memastikan bersama pemerintah provinsi akan merelokasi rumah warga yang berada di zona merah.Bantuan pendanaan tentunya akan diberikan, termasuk kepada warga yang tetap bisa menempati rumahnya, namun terdampak kerusakan.

"Apabila nanti termasuk daerah berbahaya dan ke depan ingin selamat ketika ada bencana susulan, maka sebaiknya bapak dan ibu pindah, lahannya akan disiapkan oleh pemerintah, Pak Gubernur akan menyediakan lahan, rumahnya dibangun oleh BNPB dan Kementerian PUPR. Nanti yang menentukan aman dan tidaknya mereka yang ahli dari Badan Geoelogi dan BMKG," ungkap Suharyanto.

Dibeberkan Suharyanto, bagi masyarakat yang tidak pindah dan rumahnya relatif berada di zona aman namun rusak, akan dapat bantuan perbaikan mulai dari Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta rusak sedang, dan Rp15 juta rusak ringan. Selain itu, sambil menunggu rumahnya jadi, akan diberikan bantuan dana tunggu hunian sampai maksimal enam bulan ke depan.

Kepada masyarakat Suharyanto berpesan agar selalu melaporkan setiap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi selama masa tanggap darurat. Dirinya juga berpesan, agar tidak perlu ada yang dikhawtirkan oleh warga selama kondisi darurat ini.

"Setiap daerah ada posko, di sana ada pejabat, petugas, dan tim gabungan jadi jangan khawatir, tentu kami tahu dan rasakan bapak dan ibu sedang berduka, tapi mari kita bangkit lebih kuat karena kita merasakan juga, dan mari kita jalani dan bersatu sebagai bangsa sehingga bisa melewati musibah ini sama-sama dengan baik," ucap Suharyanto.

Baca juga artikel terkait BANJIR LAHAR DINGIN atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang