Menuju konten utama

Bangun Septic Tank Rp166 Miliar, Nasdem: Tak Ada Perencanaan Jelas

Penganggaran pembangunan saptic tank dinilai telat mengingat kasus buruknya sanitasi di Kecamatan Grogol Petamburan sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Bangun Septic Tank Rp166 Miliar, Nasdem: Tak Ada Perencanaan Jelas
Deretan Jamban tepi sungai. Foto/Istimewa

tirto.id - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menganggarkan biaya sebesar Rp166,2 miliar rupiah untuk pembangunan septic tank komunal. Namun hal itu dinilai tanpa perencanaan yang jelas.

Anggaran itu tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020 mendatang.

Namun, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Nasdem, Nova Harivan Paloh, menilai bahwa penganggaran itu telat mengingat kasus buruknya sanitasi di Kecamatan Grogol Petamburan sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

"Inilah kebiasaan Pemprov itu. Ada masalah dulu, baru kemudian bergerak. Enggak ada perencanaan yang jelas. Seharusnya ada skala prioritas. Sebenarnya harus dilihat dulu masalah warga Jakarta apa. Sanitasi itu kan utama. Kalau sekarang baru action setelah ada kejadian ya saya kira salah," kata Nova saat dihubungi wartawan, Selasa (8/10/2019) siang.

Menurut Nova, penyelesaian masalah buruknya sanitasi bagi warga Jakarta, khususnya di Grogol Petamburan, bisa dengan menyediakan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal yang programnya sudah dimiliki Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Sebenarnya program dari KLHK juga sudah ada. Tapi kalau di DKI ini, dia harus menganggarkan IPAL komunal. Itu kan tinggal disediakan lahan aja. Itu kan enggak sulit. Tapi mungkin pihak Pemprov enggak konsern masalah ini. Mungkin sudah terlalu banyak kerjaan. Ini enggak sulit, rumah padat penduduk untuk bikin IPAL komunal," katanya.

Di kelurahan yang termasuk Kecamatan Grogol Petamburan itu masih banyak warga yang buang air besar di sungai.

Hal ini diketahui dan ramai dibicarakan media massa setelah Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristi Watini melakukan verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Selasa (1/10/2019) lalu.

Ada 214 Kepala Keluarga (KK) di empat RW wilayah Tanjung Duren Utara yang memilih BAB di sungai, kata Kristi. Mereka tidak punya jamban yang sehat. KK terbanyak yang melakukan itu tinggal di RT 15 RW 07, jumlahnya 124.

Kondisi ini dibenarkan oleh Camat Grogol Petamburan Didit Sumaryanta. Ia katakan sebenarnya sudah ada rencana proyek pembuatan IPAL komunal atau bak pembuangan kotoran umum. Proyek ini diusulkan Kelurahan Tanjung Duren Utara.

Sayangnya, proyek ini belum terlaksana karena anggarannya tidak ada. Oleh karenanya Didit mengatakan akan sesegera mungkin merangkul pihak-pihak lain agar proyek ini bisa "dilakukan secara bersama."

"Sudah disosialisasikan oleh lurah, hanya kami tunggu pelaksanannya," ujar Didit di Jakarta, Jumat (4/1/2019) lalu.

Baca juga artikel terkait SANITASI atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Irwan Syambudi