Menuju konten utama

Bahaya Omicron dan Gejala Umum Infeksinya di Pasien Covid-19

Apa bahaya Omicron sehingga varian baru Covid-19 ini layak diwaspadai penyebarannya? Apa saja gejala Omicron?

Bahaya Omicron dan Gejala Umum Infeksinya di Pasien Covid-19
Ilustrasi Omicron. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus Covid-19 akibat varian Omicron sering kali tidak memicu gejala berat. Namun, bukan berarti varian baru ini tidak berbahaya.

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi bilang bahwa masyarakat tetap penting mewaspadai penularan Covid-19 varian Omicron, dan tidak menyepelekannya.

"Omicron ini gejala umumnya tidak berat, tetapi tidak jinak. Jika kena yang rentan bisa menjadi berat," terang dia seperti dikutip dari siaran pers UGM pada Kamis (27/1/2022).

Gunadi mengingatkan, penularan varian Omicron telah menyebabkan kenaikan okupansi rumah sakit dan ICU di Amerika Serikat. Sejumlah negara maju lain juga mengalami kondisi serupa.

Apalagi, Gunadi melanjutkan, varian Omicron tidak hanya memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi. Varian ini juga bisa mengelabuhi sistem imun tubuh. Omicron mampu menurunkan kadar antibodi dalam tubuh orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 maupun mereka yang menjadi penyintas.

"Jangan sampai karena menganggap kurang berat jadi kurang waspada. Varian Omicron memiliki transmisi 70 kali lebih cepat dari varian Delta. Jika mengenai orang di sekitar kita, itu menjadi lebih berat terutama pada lansia, [pemilik] komorbid dan mereka yang belum mendapatkan vaksin atau belum divaksin karena alasan kesehatan," jelas Gunadi.

Karena itu, Gunadi menegaskan bahwa kepatuhan pada protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19 dua dosis ditambah vaksin booster tetap penting dijalankan oleh masyarakat di Indonesia.

Dia menerangkan, adanya populasi yang belum tervaksinasi menjadi sisi rentan. Populasi ini menjadi titik di mana virus bersirkulasi. Apabila virus semakin sering bersirkulasi di masyarakat, semakin besar pula peluang timbulnya mutasi-mutasi baru virus corona.

"Ini terjadi pada [kasus kemunculan] Omicron dan Delta. Di mana virus bersirkulasi cepat, timbul mutasi baru," ia menambahkan.

Belakangan, subvarian Omicron yang merupakan mutasi dari Covid-19 juga sudah ditemukan. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa subvarian Omicron, sesuai susunan genetiknya, dapat dikategorisasikan menjadi B11529, BA1, BA2, dan BA3. Penyebaran BA2 kini paling disorot.

"Omicron BA2 tengah menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR," kata Wiku pada Kamis (27/1/2022), dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Gejala Omicron Paling Umum di Pasien Covid-19

Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan gejala umum yang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicrona adalah batuk dan gatal tenggorokan.

"Gejala yang umum mirip dengan gejala yang sering kita baca yang disampaikan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS-Red), paling banyak gejala adalah batuk dan nyeri tenggorok juga gatal tenggorokan. Ini adalah gejala yang khas Omicron," kata Erlina pada Kamis (27/1/2022), dikutip dari Antara.

Erlina menjelaskan, dari sebagian besar pasien yang dirawat di RSUP Persahabatan, hanya sekitar 20 persen yang demam. Ini berbeda dengan infeksi varian Delta, yang 90 persen kasusnya ditandai gejala demam.

"Memang Omicron menunjukkan data bahwa virus berkembang di saluran napas atas, itu makanya gejala hanya ringan," kata Erlina.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mencermati sejumlah gejala umum akibat penularan varian Omicron. Secara umum, kata dia, infeksi Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam, tetapi dengan tingkat penularan yang cepat.

"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," terang Budi, dikutip dari siaran resmi Kemkes.

Total pasien di Indonesia yang sudah terkonfirmasi Omicron sampai 26 Januari 2022 mencapai 1.988 orang. Dari jumlah itu, yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.

Adapun jumlah pasien Covid-19 yang pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021, sebanyak 854 orang. Rinciannya: 461 pasien asimtomatik, 334 pasien terkena gejala jaringan, serta 59 pasien mengalami gejala sedang dan berat.

"Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit, 59 pasien. Yang perlu dirawat kalau dia perlu di-treatment oksigen," lanjut Budi.

Baca juga artikel terkait OMICRON atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya