tirto.id - Capres nomor urut 01 Joko Widodo sempat mengajukan pertanyaan tentang solusi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terhadap masalah unicorn. Namun, menurut BPN, hal itu tidak perlu ditanyakan.
Menurut Wakil Ketua BPN Priyo Budi Santoso, pertanyaan soal Unicorn adalah pertanyaan menjebak. Pertanyaan seperti itu, menurut Priyo, tidak semua orang bisa mengerti.
"Juga soal pertanyaan Unicorn. Ini pertanyaan sebenarnya agak aneh bin ajaib, tendensi jebak. Ada Unicorn itu jutaan rakyat mana ada yang tahu, di sini saja setengah tahu. Itu pertanyaan ingin tunjukkan seolah-olah tahu Unicorn, start-up dan sebagainya," ucap Priyo di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Menurut Priyo, seharusnya debat membawa permasalahan yang lebih mudah dipahami. Priyo menuturkan bahwa debat tidak seharusnya hanya untuk menyerang pihak lain.
"Padahal Prabowo itu sebaliknya. Pertanyaan gugah, inspirasi menjawab. Ini sifatnya, ini ada niat yang sebenarnya kurang baik hanya untuk permalukan," tegasnya.
Sedangkan Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo justru memberikan jawaban yang baik. Respons Prabowo, menurut Dahnil, bukanlah sebuah blunder.
"Justru itu kan bagus, maksud beliau klarifikasi," kata Dahnil di lokasi yang sama.
Pada segmen lima sesi tanya jawab antara dua capres, Jokowi bertanya infrastruktur apa yang akan dibangun untuk mendukung pengembangan unicorn-unicorn Indonesia.
Prabowo sempat bingung dan bertanya balik pada Jokowi sebelum akhirnya menanggapi pertanyaan dari Jokowi tersebut.
"Yang Bapak maksud unicorn, maksudnya yang online-online itu?" tanya Prabowo.
Untuk diketahui, unicorn merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih dari investor) lebih dari 1 miliar dolar AS. Untuk saat ini, ada tiga startup unicorn asal Indonesia ialah Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri