tirto.id - Hari Filateli Nasional diperingati setiap 29 Maret. Melansir laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember, filateli menurut sejarahnya berasal dari bahasa yunani yakni philos artinya teman dan ateleia artinya bebas bea.
Secara harfiah dapat diartikan membebaskan teman dari bea pos. Filateli sendiri merupakan hobi mengumpulkan prangko dan benda pos lainnya.
Umumnya, orang yang memiliki hobi ini lebih mengutamakan benda-benda pos edisi lama, meski edisi baru juga tidak dikesampingkan. Semakin berusia tua, barang koleksi akan memiliki harga yang lebih tinggi.
Sejarah Hari Filateli Indonesia
Menurut sejarah, pengumpul prangko pertama adalah Dr. Gray, seorang pejabat museum di Inggris yang mencari prangko melalui media The London Times pada 1841.
Namun istilah filateli baru muncul pada 1864 setelah seorang pengumpul prangko asal Prancis memperkenalkan istilah philateli melalui karangannya yang berjudul Bapteme (Baptism) dan dimuat di majalah Prancis “Collectionneur de Timbres-Poste” yang terbit pada 15 November 1864.
Di Indonesia, peringatan Hari Filateli Indonesia berawal dari para kolektor prangko pada 29 Maret 1922 yang berkumpul di Batavia dan sekarang disebut Jakarta mendirikan klub filateli dengan nama “Postzegelverzamelaars Club Batavia”.
Organisasi tersebut terus berkembang hingga pada 15 Agustus 1940 di Jakarta, aspirasi lokal dari berbagai wilayah di Indonesia mencetuskan untuk membentuk organisasi yang sama.
Organisasi tersebut bernama “Nederlandsch indische vereeniging van postzegel verzamelaars” diharapkan dapat menjadi wadah dan menjadi gerakan yang terstruktur secara nasional.Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkumpulan tersebut berganti nama menjadi “algemene Vereeniging Voor Philatelisten in Indonesia”.
Selanjutnya, pada tahun 1953 berubah lagi menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI).
Organisasi tersebut terus mengalami pergantian nama sebanyak dua kali termasuk Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) pada tahun 1965, dan menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) sejak 1985 hingga kini.
Pada tahun 1969, Indonesia bergabung menjadi anggota Federation International de Philatelie (FIP) yang berkedudukan di Swiss.
Bergabungnya Indonesia ini dilakukan agar para filatelis Indonesia dapat mengikuti setiap perkembangan filateli dunia.
Indonesia dan beberapa anggota FIP wilayah asia kemudian membentuk federation of inter–asian philately (FIAP), yang berkedudukan di Singapura tahun 1974, dengan anggotanya terdiri dari Perkumpulan Filateli di wilayah Asia Pasifik.
Editor: Agung DH