Menuju konten utama

Bagaimana Peran Suami Bagi Ibu Menyusui dan Fakta Soal Menyusui?

Cara suami mendukung istri dalam memberi ASI kepada bayi hingga ketahui fakta-fakta soal menyusui yang harus suami ketahui.

Bagaimana Peran Suami Bagi Ibu Menyusui dan Fakta Soal Menyusui?
Ilustrasi Ibu menyusui anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Suami memiliki peran yang sangat penting terkait kesuksesan istri memberikan ASI pada buah hati.

Dikutip dari laman National Library of Medicine, adapun peran suami yang ibu butuhkan saat menyusui, yaitu menggantikan popok, menyiapkan makanan hingga membantu bayi saat bersendawa.

Setelah melahirkan, ibu mempunyai beberapa agenda, mulai dari pengasuhan si kecil hingga penyembuhan diri sendiri. Rutinitas menyusui bayi bukanlah perkara mudah bagi seorang perempuan, belum lagi jika ia harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan secara sekaligus.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, sangat penting untuk berbagi peran antara suami dan istri agar beban dan tanggung jawab urusan rumah tangga tidak lagi memberatkan satu pihak.

Sehingga, seorang ayah sangat dibutuhkan dalam mendukung ibu agar terus bisa memberikan ASI kepada si kecil. Ketika itu, para suami dituntut agar bisa mendukung sang istri dalam pemberian ASI baik secara psikologis, fisik maupun finansial.

Peran ini seringkali dikenal dengan istilah Ayah ASI. Komedian sekaligus pelopor gerakan Ayah ASI Indonesia Ernest Prakasa mengungkapkan bahwa tidak sedikit suami yang terkesan kurang mengetahui tugasnya dalam meringankan tugas sang istri.

Bukan karena tidak tahu, tapi banyak dari para suami yang lebih memilih untuk tidak melakukan apapun karena tidak tahu. Ernest Prakasa kembali menuturkan kalau bukan tidak mungkin seorang ayah tidak terlibat dalam pemberian ASI sehingga kehilangan rasa kritisnya.

Ditambah lagi, usai banyaknya iklan susu formula yang tersebar di banyak media. Dalam hal itu, ASI seakan bukan jadi nutrisi utama yang wajib diberikan kepada bayi.

Fakta Tentang Menyusui yang Perlu Suami Tahu

Agar ayah bisa lebih siap untuk membantu ibu ketika memberikan susu kepada bayi, berikut fakta yang perlu diketahui:

  1. Saat menunjukkan tanda-tanda lapar, bayi lebih suka ketika diberikan makan secepatnya.
  2. Biasanya bayi sering menyusu sebanyak 8 hingga 12 kali atau lebih dalam 24 jam di minggu-minggu awal, terutama di malam hari.
  3. Sejumlah bayi menyusu dengan lambat, tapi mereka menjadi lebih cepat seiring bertambahnya usia.
  4. Semakin banyak bayi menyusu maka semakin banyak ASI yang dihasilkan oleh ibunya.
  5. ASI eksklusif sebaiknya diberikan pada enam bulan pertama bayi dilahirkan.
  6. Jika puting ibu terasa nyeri saat menyusui, bisa jadi pertanda bahwa bayi memerlukan penyesuaian pada perlekatannya di payudara.

Cara Suami Mendukung Istri dalam Memberi ASI kepada Bayi

Dikutip dari laman NCT, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang suami dalam mendukung istri ketika memberi ASI kepada bayi, yaitu:

1. Meningkatkan kepercayaan diri seorang sang istri dengan memberikan dukungan sekaligus pujian.

2. Menjadi teman bicara istri saat istri melalui masa-masa sulit menyusui buah hati.

3. Ikut terlibat langsung dalam mengasuh bayi seperti memandikan bayi hingga mengganti popok bayi.

4. Membantu mengurangi pekerjaan rumah tangga sehingga ibu dapat memberi makan bayi selama dan sesering yang bayi butuhkan.

5. Memastikan agar sang istri selalu makan dan minum secara teratur dan bergizi untuk memperlancar produksi ASI dan mempercepat pemulihan usai melahirkan.

6. Membantu sang istri untuk rileks dengan memijatnya. Selain itu belajarlah pijat oksitosin yang merupakan pijatan di punggung istri, tepatnya pada tulang punggung belakang untuk membantu melancarkan produksi ASI pada ibu menyusui.

7. Ibu tidak memerlukan makanan yang khusus saat menyusui, tapi sebaiknya suami memberikan dorongan agar sang istri selalu makanan dan minum secara teratur dan tentu bergizi.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Nur Hidayah Perwitasari