Menuju konten utama

Bagaimana Nasib Pengungsi Longsor Nganjuk Saat Pandemi Covid-19?

Belasan pengungsi korban longsor Nganjuk dilaporkan mengalami reaktif Covid-19. 

Bagaimana Nasib Pengungsi Longsor Nganjuk Saat Pandemi Covid-19?
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.

tirto.id - Longsor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur setidaknya telah menyebabkan 12 orang meninggal dunia dan 17 orang lainnya mengalami luka-luka. Sampai saat ini total ada 29 korban yang berhasil dievakuasi.

Sampai saat ini, petugas gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban. Total, ada sekitar 21 orang yang dilaporkan hilang. Petugas gabungan itu terdiri dari BPBD Kabupaten Nganjuk, TNI/Polri serta relawan gotong royong.

Tidak hanya itu, bencana alam di Dusun Selopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk itu bahkan telah membuat warga sekitar mengungsi. Totalnya, ada sekitar 156 pengungsi yang tinggal di beberapa lokasi pengungsian. Sebab, rumah mereka rusak terkena tanah longsor yang terjadi pada Minggu (14/2).

Lantas, bagaimana nasib para pengungsi itu di tengah pandemi Covid-19 ini?

Kepala Puskesmas Ngetos dr Budi Santoso menyatakan, setelah dilakukan rapid test Covid-19, belasan warga yang mengungsi terindentifikasi reaktif. Saat ini, kata Budi, mereka masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.

"Mereka ditempatkan di lokasi terpisah. Kami terus pantau kesehatannya," kata Budi seperti diwartakan Antara, Selasa, 16 Februari 2021.

Total, kata dia, sebanyak 14 orang yang reaktif setelah diperiksa oleh petugas. Rapid itu dilakukan sejak Senin kemarin yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus corona. Dan pada hari ini, rapid itu kembali dilakukan kepada seluruh pengungsi dan masih menunggu hasilnya.

Petugas kesehatan juga sudah melakukan pemeriksaan swab untuk memastikan kondisi pengungsi yang reaktif Covid-19 itu. Menurut Budi, hasil pemeriksaan baru akan keluar dalam beberapa hari ke depan.

"Mungkin besok sudah ada hasilnya," ungkap Budi.

Dikatakan Budi, sambil menunggu hasil pemeriksaan kesehatan, mereka tetap bisa beraktivitas di lokasi pengungsian yang terpisah.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Nganjuk sudah membuat beberapa lokasi pengungsian, yakni sekolah dasar yang dekat dengan kantor kecamatan, tenda, dapur umum. Kemudian, para pengungsi itu juga ada yang ditempatkan di rumah kepala desa. Namun, untuk warga yang dinyatakan reaktif sudah ditempatkan di lokasi yang berbeda.

Petugas medis juga sudah menerapkan standar protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, baik kepada pengungsi, maupun petugas lainnya. Gubernur Jawa Timur juga sudah mengirimkan bahan pokok dan masker.

Selain itu, petugas medis juga tetap melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lokasi pengungsian dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Petugas juga menyediakan tempat cuci tangan.

Baca juga artikel terkait LONGSOR NGANJUK atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH