tirto.id - Mengatasi anak tantrum yang biasanya terjadi akibat tidak dipenuhi keinginan anak tersebut, perlu dengan beberapa cara.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum merupakan kondisi seorang anak yang menunjukkan kemarahan dan rasa frusttasi yang tidak terkendali.
Tantrum, seperti dikutip VeryWell Family, disebut juga sebagai temper tantrum pada anak umumnya ditunjukkan dengan teriakan, menginjak, menendang, atau melemparkan diri ke tanah.
Kemungkinan setiap orang tua pernah menyaksikan anak mereka mengamuk pada satu waktu atau yang lain.
Namun, kondisi ini akan menurun seiring waktu ketika seorang anak belajar cara yang lebih tepat secara sosial untuk menangani emosi mereka.
Ada beberapa penyebab tantrum yang perlu diketahui oleh orang tua, di antaranya:
- Kondisi dari dalam diri anak
- Pola asuh orangtua
- Lingkungan
Penelitian menunjukkan anak yang mengalami "telat bicara" cenderung menunjukkan amukan tantrum yang lebih parah.
Studi ini menemukan bahwa anak berusia 12 hingga 38 bulan dengan lebih sedikit kata-kata yang diucapkan menunjukkan amukan yang lebih sering dan lebih serius daripada ank seusianya yang sudah lebih banyak bicara.
Kemungkinan anak-anak yang tidak bisa mengekspresikan diri mereka secara verbal merasa perlu menunjukkan kepada orang dewasa betapa kesalnya mereka dengan membuat ulah. Ketika kemampuan bahasa mereka meningkat, maka tantrum juga akan mereda.
Cara Mengatasi Anak yang Tantrum
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua atau guru ketika anak sedang mengalami tantrum, berikut di antaranya:
1. Mengajarkan Pendidikan Disiplin pada Anak Sedini Mungkin
Dikutip laman Paudpedia Kemdikbud, salah satu bentuk pendisiplinan diri adalah dengan memberikan batasan kepada anak.
Batasan perlu diterapkan oleh orang tua yang tujuannya agar anak bisa belajar untuk menghormati aturan. Anak perlu mengetahui dengan jelas di mana letak batasan mereka dalam berperilaku.
Selain itu, orang tua juga harus belajar menerapkan bahwa ada konsistensi dalam cara berperilaku anak dan akan ada konsekuensi ketika anak melewati batas tersebut.
2. Alihkan Perhatian Anak
Mengalihkan perhatian anak merupakan cara yang bisa menarik perhatiannya ketika sedang berada dalam situasi temper tantrum.
Anak usia dini umumnya memiliki karakteristik rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika anak menangis kencang, cobalah untuk mengalihkan perhatian dengan suatu hal yang mungkin dapat menarik perhatiannya.
Menarik perhatian bisa dengan memberikan hal yang mereka sukai, misalnya memberikan mainan kesayangan atau berusaha menciptakan suasana yang mampu membuat anak untuk terlibat sehingga ia melupakan kekesalannya.
3. Abaikan dan Menjauh untuk Sementara
Jika anak mengamuk di rumah, cobalah untuk menghindar sementara dari anak dengan
pergi begitu saja dan tidak mengatakan apa-apa. Ketika anak Anda mengetahui bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian Anda, mereka mungkin menjadi termotivasi untuk mempelajari cara lain untuk mengekspresikan diri.
4. Singkirkan Anak Anda dari situasi tersebut
Jika anak Anda mengamuk di tengah tempat umum, segera ajak mereka keluar atau ke mobil untuk lebih tenang. Ketika mereka sudah tenang, Anda dapat kembali ke aktivitas semula.
5. Jangan Menyakiti Anak
Dikutip situs RSUD Wonosobo, orang tua jangan sampai menyakiti anak dengan memukul, mencubit atau hal menyakiti lainnya.
Lebih baik peluk anak dan dekap dengan lembut. Pelukan mempunyai efek yang menenangkan dan anak bisa merasakan bahwa Anda peduli dan menyanyangi mereka.
6. Tetap Bersikap Tenang
Jika anak tantrum, maka orang tua perlu tenang dan jangan ikut-ikutan panik. Bereaksi secara emosional pada anak tantrum, justru akan meningkatkan perilaku tantrum.
Sebagai orang tua harus mampu mengontrol diri agar tetap tenang dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan emosinya.
Meski demikian, orang tua tetap perlu mengawasi dan melindungi apabila anak menyakiti fisiknya, seperti memukul-mukul kepala ke lantai atau yang lainnya.
Editor: Yantina Debora