tirto.id - Konflik yang berlangsung antara Palestina dan Israel kembali memanas sejak awal Oktober 2023 lalu. Eskalasi konflik meningkat ketika Hamas meluncurkan roket pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Sehari setelahnya, Israel mendeklarasikan perang dan membombardir Jalur Gaza.
Israel melangsungkan serangan dengan begitu brutal ke berbagai tempat di wilayah Palestina. Mulai dari pemukiman warga, sekolah, hingga kompleks Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius dihantam serangan udara Israel. Operasi yang menyasar Gereja Ortodoks tersebut menewaskan 8 orang.
Bahkan rumah sakit sekali pun juga turut menjadi sasaran serangan Israel. Serangan Israel yang ditujukan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli pada Selasa, 17 Oktober 2023 menewaskan 500 orang. Setelah semua kekacauan yang terjadi, Israel masih tetap saja memberikan klaim bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut dan justru menuduh Jihad Islam Palestina sebagai pihak yang melepaskan roket tidak tepat sasaran.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan di Gaza, sebagian besar korban yang berjatuhan di Palestina adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah korban meninggal dunia akibat serangan udara Israel di Palestina mencapai 8.000 orang (per 30 Oktober 2023).
Laporan Reuters menyebutkan serangan udara Israel menghantam lokasi di sekitar RS Shifa dan Al-Quds di Kota Gaza. Sebagai tempat perlindungan, RS. Al-Quds selama ini menampung 14 ribu warga dan RS Shifa menampung 50 ribu warga Palestina.
Selain itu, serangan udara juga menyasar daerah dekat RS Ibnu Sina di Kota Jenin, Tepi Barat. Serangan drone (pesawat tanpa awak) yang mengakibatkan ledakan keras disusul asap tinggi turut menyasar bangunan di Jenin.
Wilayah Gaza Utara juga diserang tepatnya di kawasan al-Saftawi yang mengakibatkan 16 korban meninggal.
Serangan besar juga dilangsungkan di Tal al-Hawa dan kawasan lain yang menjadi incaran, di antaranya kamp pengungsi Al-Shati, Shujaiya, dan Zeitorun (Gaza Tengah) kemudian Khan Younis (Gaza Selatan).
Bacaan Doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa
Kekacauan di Palestina membangunkan nurani kemanusiaan setiap orang. Banyak dukungan, baik moril maupun bantuan fisik yang ditujukan pada Palestina, seperti konvoi bantuan Palang Merah Internasional yang dilaporkan sudah tiba di Rumah Sakit Nassr, selatan Khan Younis pada Ahad (29/10/2023).
Menyikapi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, umat Islam seluruh dunia termasuk umat Islam Indonesia harus menunjukkan sikapnya sebagai seorang muslim.
Mulai dari menggalang dana bantuan, menunjukkan keberpihakan dengan kampanye melalui sosial media, hingga tentunya tak henti melangitkan doa untuk saudara seiman di Palestina.
Umat muslim Indonesia bisa mengirim doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa. Salah satu cara mendoakan Palestina adalah dengan doa qunut nazilah.
Doa qunut nazilah merupakan wujud solidaritas dengan rakyat Palestina yang sedang menghadapi situasi perang dan bencana kemanusiaan.
Doa qunut nazilah adalah doa yang dibacakan untuk memohon perlindungan dari bencana sehingga doa ini disarankan sebagai sarana berdoa bagi warga Palestina yang menghadapi ujian.
Berdasarkan laman NU, berikut bacaan doa qunut nazilah.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
“Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.”
Artinya, “Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.
”اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
“Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.”
Artinya, “Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau Maha Dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan haq, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
Selain doa qunut nazilah, umat Islam juga diimbau melaksanakan salat ghaib. Mengutip laman Muhammadiyah, shalat ghaib adalah bentuk salat jenazah yang dilakukan ketika jenazah seseorang tidak dapat hadir di hadapan orang yang akan melaksanakan salat.
Salat ghaib didasarkan pada hadis Nabi Saw. “Dari Jabir r.a (diriwayatkan) bahwa Nabi saw telah menyalatkan Ashamah an-Najasyi, lalu ia (Nabi) takbir empat kali." [H.R. al-Bukhari].
Hadis lain berkaitan dengan salat ghaib, sebagai berikut:
“Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan), bahwa Nabi saw telah memberitahukan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau (Nabi) keluar (bersama sahabat) ke tempat Salat lalu beliau atur saf mereka dan bertakbir empat kali.” [H.R. al-Bukhari].
Salat ghaib untuk rakyat Palestina merupakan tindakan yang merepresentasikan dukungan, empati, solidaritas dari umat Islam secara luas. Pelaksanaan salat ghaib dan doa bersama mampu memberikan ketenangan dan harapan kepada masyarakat Palestina yang terkena dampak konflik.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani