Menuju konten utama

Avanza Meledak, Ledakan Mobil Bisa Terjadi Tanpa Terbakar?

Mobil meledak tanpa terbakar merupakan kasus yang langka, ini yang terjadi pada Toyota Avanza yang meledak di Lampung, pekan lalu.

Avanza Meledak, Ledakan Mobil Bisa Terjadi Tanpa Terbakar?
Ilustrasi: Avanza terbakar di ruas tol Cikampek; 2015. Twitter/@tmcpoldametro

tirto.id - Sebuah Toyota Avanza di Tanggamus, Lampung mengalami insiden yang membuat sekujur bodinya ringsek, pada Senin pagi (22/10). Penyebabnya diduga akibat ledakan AC mobil yang tidak menimbulkan api.

"Yang meledak bukan mobilnya. AC-nya yang meledak. AC meledak jadi atap-atap mobil terbuka dihantam ledakan," jelas Kapolsek Kota Agung AKP Syafri Lubis kepada Tirto.

Insiden Toyota Avanza meledak di Talamus, Lampung masih dalam tahap investigasi. Sehingga belum bisa dipastikan kebenaran ledakan bersumber dari AC mobil. Pihak pabrikan juga menepis bahwa potensi pemicu ledakan pada Avanza karena AC.

Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menegaskan, insiden AC meledak nyaris tidak mungkin terjadi. Menurutnya perangkat AC mobil, termasuk kompresor punya rancangan khusus agar tidak meledak saat ada kerusakan. Didi menerangkan, kompresor akan berhenti bekerja ketika mengalami kerusakan. Hal itu dapat menghindari kerusakan lebih parah yang bisa berujung ledakan.

Begitu juga saat freon bocor, kompresor akan berhenti bekerja. “Kan kalau tekanan freon berkurang, kompresor akan tidak berfungsi secara otomatis,” kata Didi kepada Tirto.

Apakah mobil bisa meledak tanpa terbakar?

Kejadian mobil meledak dan tidak terbakar pernah pula terjadi di daerah County, Inggris. Mobil Ford Fiesta yang tengah terparkir di pusat perbelanjaan tiba-tiba meledak dan ringsek, seperti yang terjadi pada Toyota Avanza di Lampung, pekan lalu.

Beruntung pengendara mobil selamat, hanya mengalami luka ringan. Tim pemadam kebakaran menyebut, ledakan terjadi akibat hembusan gas dari pengharum udara di kabin mobil terpantik bara dari rokok pengemudi mobil, tapi tidak sampai mengobarkan api.

“Ledakan terjadi akibat gas dari pengharum udara terpantik rokok,” sebut keterangan dari satuan pemadam kebakaran wilayah Essex dikutip Telegraph.

Mobil meledak tanpa menimbulkan api bukan kasus yang jamak. Berbeda halnya dengan kasus kebakaran akibat percikan api dari mesin atau komponen kelistrikan, yang sudah beberapa kali terjadi di luar negeri, termasuk di Indonesia.

Pelaksana Tugas Kepala Divisi Dinas Pemadam Kebakaran Essex, Justin Benson-Ryal menceritakan, saat petugas pemadam datang ke lokasi kejadian, tidak ada sedikitpun kobaran api dari mobil. Hanya saja Ford Fiesta itu mengalami kerusakan parah, atap bobol, pintu penyok, dan kaca-kaca pecah.

“Insiden seperti ini sangat langka, tapi menjadi penting untuk setiap orang mewaspadai keberadaan kaleng aerosol, seperti pengharum udara atau deodoran bisa meledak,” katanya.

Justin mengimbau agar pemilik mobil tidak menggunakan pengharum udara yang mengandung gas. Sebab, temperatur dalam kabin bisa membuat benda tersebut meledak. Apalagi jika pengemudi mobil menyalakan rokok, gas aerosol sangat mungkin meletus.

“Kami menyarankan agar tidak menggunakan aerosol di ruangan sempit, dan juga jangan merokok setelah menggunakan (barang yang mengandung aerosol,” jelas Justin.

Insiden mobil meledak boleh jadi nampak mengerikan. Apalagi kejadian-kejadian ledakan mobil seperti yang digambarkan dalam film aksi, kelihatan sangat dramatis. Mobil hancur berkeping-keping, penumpang terlempar, diikuti kobaran api menghanguskan seluruh bagian mobil.

Namun, situasi mobil meledak relatif tidak seangker yang ditampilkan dalam adegan film. Calvin Feist, pengajar di Northern Alberta Institut of Technology (NAIT) menegaskan, kejadian mobil meledak merupakan sesuatu yang jarang terjadi dan tidak sepatutnya ditakutkan.

“Situasi (mobil meledak) sangat jarang, jadi jangan menakuti pembaca Anda dengan membuat mereka berpikir mobilnya akan terbakar,” kata Feist kepada Globe and Mail.

Namun, Feist mengamini ada beberapa komponen mobil yang bisa meledak dan mengeluarkan api. Salah satunya aki yang mengalami overcharged (kelebihan muatan listrik) atau karena terkena percikan api.

“Ledakan aki dapat terjadi ketika overcharged. Bisa juga (karena) aki memengeluarkan senyawa hidrogen—hasil dari proses elektrolisis oleh air, ketika aki sedang mengisi daya atau tidak. Jika ada percikan api yang menyambar hidrogen, aki bisa meledak,” terang Feist.

Infografik Kasus Avanza Terbakar

Ledakan bisa pula terjadi karena dampak dari kebocoran oli atau bahan bakar. Penyebab lain yang paling umum, yaitu korsleting listrik, tapi biasanya diikuti adanya api.

Buruknya kualitas pelumas mesin juga berpotensi menjadi sumber bahaya. Pelumas yang tidak sesuai standar pabrik atau terlambat diganti membuat antar komponen mesin, seperti piston, dinding silinder, dan lainnya saling bergesekan hingga menyebabkan temperatur mesin melejit.

Yang terjadi memang bukan ledakan, tapi gesekan itu bisa memunculkan percikan api yang kemudian membesar hingga terjadilah kebakaran. Tentunya kasus mobil meledak atau terbakar tidak melulu karena faktor cacat produk, tapi bisa pula karena kelalaian pemilik memeriksa kondisi mobil dan melakukan modifikasi yang berisiko pada masalah komponen kendaraan.

Ledakan umumnya terjadi karena ada dorongan keras dari molekul gas yang bertumpuk di suatu ruang. Jika tidak ada sumber api, ledakan tidak akan menimbulkan kebakaran. Itu yang terjadi pada kasus Avanza di Talamus dan Ford Fiesta di Essex.

“Untuk membuat ledakan, harus ada gas panas dalam volume besar di suatu ruang sempit, sehingga gas itu bisa meletus keluar,” ujar Fisikawan yang memperoleh gelar Doctor of Phylosophy (PhD) di Universitas Duke, AS, Stephen Granades dikutip Jalopnik.

Dalam kasus Avanza di Lampung, sudah semestinya kepolisian dan pabrikan Toyota mengungkap penyebab ledakan sebenarnya. Apalagi "mobil sejuta umat ini" punya populasi hingga 1,7 juta unit yang berkeliaran di jalan-jalan di Indonesia.

Baca juga artikel terkait AVANZA atau tulisan lainnya dari Yudistira Perdana Imandiar

tirto.id - Otomotif
Penulis: Yudistira Perdana Imandiar
Editor: Suhendra