Menuju konten utama

Asuransi Kesehatan Timbulkan Kesenjangan Akses Fasilitas

Berdasarkan laporan U.S Census Bureau, secara mengejutkan jumlah warga neagra yang memiliki asuransi jiwa berkurang, sehingga menyebabkan kesenjangan dalam mengakses fasilitas kesehatan. Padahal, penelitian membuktikan perbandingan antara orang yang menggunakan medicaid khusus cenderung lebih diuntungkan secara finansial dan memperoleh pengobatan yang juga lebih baik sehingga lekas sembuh.

Asuransi Kesehatan Timbulkan Kesenjangan Akses Fasilitas
(Ilustrasi) salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Kantor Asuransi Bumi Asih Jaya di Matraman, Jakarta Timur. Tirto/Andrey Gromico

tirto.id - Berdasarkan laporan U.S Census Bureau, secara mengejutkan jumlah warga neagra yang memiliki asuransi jiwa berkurang, sehingga menyebabkan kesenjangan dalam akses fasilitas kesehatan. Pasalnya, persentase perhatian negara terhadap asuransi orang miskin perbedaannya sangat mencolok.

Di antara tujuh negara, di mana U.S Census Bureau melakukan survei, ditemukan bahwa lebih dari 12 persen orang masih tidak memiliki asuransi, enam diantaranya menolak mempergunakan Medicaid. Tiga negara yang menduduki peringkat atas ialah Florida, Georgia, dan Texas.

Hasil analisis menunjukkan tahun 2013 terdapat 12,8 persen menggunakan medicaid, sementara 16,9 persen tidak, tahun 2014 terdapat 9,6 persen mengunakan medicaid dan 14,4 persennya tidak, tahun 2015 hanya terdapat 7,2 persen pengguna medicaid dan 12,3 persen tidak.

Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa pengguna asuransi di negara-negara tersebut menurun tiap tahunnya.

Tentu saja, asuransi tidak menjamim akses ke perawatan kesehatan yang terjangkau. Akan tetapi, penelitian membuktikan perbandingan antara orang yang menggunakan medicaid khusus cenderung lebih diuntungkan secara finansial dan memperoleh pengobatan yang juga lebih baik sehingga lekas sembuh.

“Wargalah yang dapat merasakan efek langsungnya,” sebut U.S Census Bureu.

Sebenarnya warga negara di negara-negara bagian tersebut bisa memanfaatkan fasilitas Obamacare yang memiliki dua peranana besar, pertama adalah memberi akses pada warga negara melalui perusahaan (menjadi karyawan suatu perusahaan yang berlangganan obamacare) atau mengakses sendiri secara personal.

Selain itu, bisa dengan memanfaatkan kartu asuransi Medicaid, sebuah program yang menyediakan asuransi untuk orang miskin dan cacat.

Hukum reformasi kesehatan dunia mengharapkan kedua fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh setiap warga negara di berbagai negara. Namun, pemimpin negara atau legislatif dari beberapa negara bagian selatan menolak kebijakan tersebut. Mereka menyatakan tidak bersedia menjadi bagian dari Obamacare.

Akan tetapi, hampir semua pemerintah negara federal ambil bagian dalam perluasan asuransi dari Medicaid. Banyak dokter, rumah sakit, dan pebisnis, serta pengusaha bidang asuransi dan perawatan medis untuk orang miskin bergabung dengan Medicaid.

Satu per satu, pemimpin negara melonggarkan kebijakan terhadap perluasan cakupan asuransi Medicaid-baik secara kelembagaan maupun secara perseorangan. Negara-negara yang telah melakukannya antara lain Arizona, Michigan, dan Ohio, di mana di tiga negara ini, politik tidak terlalu konservatif.

Baca juga artikel terkait KEPEMILIKAN ASURANSI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh