Menuju konten utama

FIFA Defisit 122 Juta Dolar Akibat Skandal

FIFA Defisit 122 Juta Dolar Akibat Skandal

tirto.id -

FIFA mengalami defisit sebesar 122 juta dolar AS di tahun 2015 atas biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi skandal gratifikasi terburuk dalam sejarah konfederasi sepakbola internasional itu. Kondisi merugi tersebut baru pertamakali dialami FIFA sejak tahun 2002 lalu. Skandal ini terkuak dan menyeret sejumlah nama petinggi FIFA, termasuk Sepp Blatter yang kini sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden institusi sepakbola dunia yang didirikan pada tahun 1904 itu.

“Kejadian-kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi pada tahun 2015 yang memberi dampak kepada hasil-hasil keuangan FIFA, bagaimanapun kesehatan cadangan dana darurat organisasi telah membuatnya mampu melewati badai itu,” demikian pernyataan dari FIFA seperti yang dikutip dari Reuters.

Beberapa dari pejabat federasi dengan wewenang formal tertinggi di jagad sepakbola dunia itu dibayar FIFA melalui gaji yang tak pernah diumumkan ke publik. Barulah di tahun 2015 lalu grup yang bermarkas di Swiss itu mau membeberkan jumlah gaji pejabatnya ke publik setelah FIFA di berada di bawah naungan pemerintahan yang baru.

Gaji Sepp Blatter selaku mantan Presiden FIFA di tahun 2015, misalnya, terungkap sebesar 3,63 juta franc Swiss atau setara dengan 3,76 juta dolar AS. Ia dan sejumlah pejabat tinggi FIFA, termasuk mantan anggota komite etik badan sepakbola, telah ditahan di Amerika Serikat atas skandal gratifikasi yang mengejutkan publik sedunia. Blatter dijatuhi sanksi skorsing selama enam tahun oleh Komite Etik FIFA. Sedangkan mantan Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, kena hukuman skorsing selama 12 tahun, dan ia digaji sebesar 2,12 juta franc Swiss pada tahun lalu.

Pada Kamis (17/3/2016), muncul pernyataan dari Pengadilan Arbitrase Olahraga Dunia atau CAS (Court Of Arbitration For Sport) bahwa Sepp Blatter telah mengajukan banding atas skorsing enam tahunnya. Melalui badan yang bermarkas di Lausanne itu, mantan orang terkuat di FIFA ini berencana membalikkan putusan Komite Banding FIFA pada bulan Februari 2016 lalu yang melarangnya terlibat dalam kegiatan olahraga baik di tingkat nasional maupun internasional. (ANT)

Baca juga artikel terkait FIFA atau tulisan lainnya

tirto.id - Sepakbola
Reporter: Akhmad Muawal Hasan