Menuju konten utama

Lewat KUR, Pengusaha di Garut Kini Beromzet Rp300 Juta per Bulan

Menurut Luthfi, pemilik ASTIGA LEATHER, sebelum menjadi nasabah KUR, usaha kerajinan kulitnya hanya mampu meraup omzet di bawah Rp100 juta perbulan.

Lewat KUR, Pengusaha di Garut Kini Beromzet Rp300 Juta per Bulan
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya dalam kunjungannya ke penerima KUR di Garut, Jawa Barat, Kamis (2/5/2024). tirto.id/Faesal Mubarok

tirto.id - Salah satu pengusaha dari Garut, Jawa Barat, Luthfi Muhammad Shidik, berhasil mengembangkan bisnis aneka barang hingga fesyen dari kulit domba berlabel ASTIGA LEATHER. Usaha tersebut diraih dari pendanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dari bermula mendapatkan pendanaan Rp500 juta, saat ini Lufhfi telah meraup omzet Rp200-300 juta per bulan berkat program pinjaman tersebut.

"Kalau untuk sekarang omzetnya di atas Rp200-300 juta per bulan," kata Luthfi dalam acara Monitoring dan Evaluasi Debitur KUR bersama Dharma Wanita Kemenko Perekonomian di Garut, Jawa Barat, Kamis (2/5/2024).

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berperan sebagai penyalur KUR untuk ASTIGA LEATHER yang didapatkan pertama kali pada 2014 dengan tenor tiga tahun.

Lebih lanjut Luthfi mengatakan, sebelum menjadi nasabah KUR, usaha kerajinan kulitnya hanya mampu meraup omzet di bawah Rp100 juta perbulan.

Kemudian, setelah usaha dari kulit domba mulai dikenal dan berkembang, dia melanjutkan dengan mengambil kredit komersial BRI senilai Rp1 miliar dengan tenor lima tahun.

Menurut Luthfi, dalam satu bulan, ASTIGA LEATHER dapat memproduksi hingga 200 jaket kulit.

"Untuk persennya itu meningkat bertahap gitu, dari 30 sampai 50 persen. Kadang ada permintaan di atas 100 persen juga ada. Namun saat Covis-19 kita drop dulu, lalu mulai bertahap lagi," ujarnya.

Untuk mendukung kemajuan pendanaan lewat KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menurunkan tingkat suku bunga KUR Super Mikro dari 6 persen menjadi 3 persen efektif per tahun.

Kedua, pemerintah juga melakukan pembebasan akses KUR Mikro dan suku bunga tetap 6 persen kepada petani sektor produksi pertanian tanaman pangan dengan luasan terbatas.

Lalu, penyaluran skema KUR Khusus dengan suku bunga tetap sebesar 6 persen untuk komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, industri, klaster pariwisata atau komoditas produktif lain.

Pemerintah juga melakukan perbaikan ekosistem Penempatan PMI melalui Perpres Penguatan Tata Kelola Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan dukungan pembiayaan KUR Penempatan PMI, serta mengoptimalisasi penyaluran Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian.

Melalui beberapa kebijakan prioritas tersebut, diharapkan KUR dapat menjadi instrumen utama pendorong peningkatan porsi pembiayaan UMKM nasional tahun 2024.

Sampai Desember 2023, KUR telah menyumbang 6,8 persen dari total kredit perbankan nasional dan KUR berkontribusi sebesar 33,1 persen terhadap kredit UMKM.

Baca juga artikel terkait FLASH NEWS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi