tirto.id - Militer AS menerbangkan dua pembom strategis ke semenanjung Korea dalam sebuah demonstrasi pada Selasa (10/10/2017) malam. Langkah ini dilakukan menyusul pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan pejabat tinggi pertahanan untuk menanggapi ancaman dari Korea Utara.
Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Korea Utara setelah serangkaian tes senjata nuklir oleh Pyongyang dan pertikaian yang semakin membuncah antara Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah meluncurkan dua rudal di atas Jepang dan melakukan uji coba nuklir keenam. Kemampuan ini mempercepat Korea Utara menuju tujuannya untuk mengembangkan rudal bersenjatakan nuklir yang mampu mencapai daratan utama AS.
Dua pembom Angkatan Udara B-1B AS didampingi oleh dua pesawat tempur F-15K dari militer Korea Selatan telah meninggalkan markas mereka di Guam, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (11/10/2017).
Setelah memasuki wilayah udara Korea Selatan, kedua pembom melakukan latihan pendaratan rudal di perairan lepas pantai timur Korea Selatan, kemudian terbang melintasi Selatan ke perairan yang berbatasan dengan Cina untuk mengulang latihan tersebut, kata rilis tersebut seperti dikutip Reuters.
Militer A.S. mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa militer Jepang juga mengikuti latihan tersebut. Ini menjadi latihan gabungan pertama untuk pembom AS dengan militer Jepang dan Korea Selatan.
Pembom B-1B AS sebelumnya juga telah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam. Pada Agustus, Pyongyang mengancam akan menembakkan rudal jarak menengah ke arah Guam, sebuah sasaran yang sering mengalami baku tembak dari Utara.
Pejabat pemerintah Korea Selatan dan AS telah meningkatkan pengawasan mereka terhadap provokasi Korea Utara yang meningkat seiring dengan peringatan ke-72 berdirinya partai penguasa Korea Utara, yang jatuh pada Selasa (10/10/2017) lalu.
Trump pada Selasa menyelenggarakan sebuah diskusi mengenai opsi untuk menanggapi setiap agresi Korea Utara atau jika perlu untuk mencegah Pyongyang mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dengan senjata nuklir, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Trump diberi pengarahan oleh Sekretaris Pertahanan James Mattis dan Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Joseph Dunford dalam sebuah pertemuan anggota tim keamanan nasionalnya, kata pernyataan tersebut.
Rencana operasional perang AS dan Korea Selatan, termasuk rencana untuk menghapus kepemimpinan Korea Utara, sebelumnya diklaim telah dicuri oleh peretas Korea Utara tahun lalu, perwakilan Partai Demokrat Rhee Cheol-hee mengatakan pada Rabu.
Dokumen militer sebanyak 235 gigabyte diambil dari Pusat Data Terpadu Pertahanan Korea Selatan pada bulan September tahun lalu.
Pada bulan Mei, sebuah tim investigasi di dalam kementerian pertahanan mengumumkan bahwa peretasan tersebut telah dilakukan oleh Korea Utara.
Cina, sekutu utama Korea Utara dan mitra dagang, telah secara konsisten mendesak Washington dan Pyongyang untuk menurunkan retorika mereka dan kembali ke meja perundingan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari