tirto.id - Kata "klepto" rame menjadi perbincangan warganet dan menjadi salah satu trending topik di media sosial Twitter pada Senin (15/8/2022) malam hingga Selasa (16/8/2022) pagi.
Trendingnya kata "klepto" di Twitter menyusul kasus dugaan pencurian beberapa coklat yang dilakukan oleh seorang pembeli di Alfamart Sampora Cisauk, Tangerang pada Sabtu (13/8/2022).
Tak sedikit warganet yang menduga bahwa pembeli yang mencuri coklat tersebut mengidap kleptomania lantaran ia mengaku tak menyadari apa yang telah ia lakukan. Lantas apa itu kleptomania?
Dilansir dari laman Mayo Clinic kleptomania adalah ketidakmampuan berulang untuk menahan dorongan mencuri barang-barang yang biasanya tidak terlalu Anda butuhkan dan biasanya bernilai kecil.
Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang langka namun serius yang dapat menyebabkan banyak rasa sakit emosional pada Anda dan orang yang Anda cintai jika tidak diobati.
Kleptomania adalah jenis gangguan kontrol impuls - gangguan yang ditandai dengan masalah dengan kontrol diri emosional atau perilaku. Jika Anda memiliki gangguan kontrol impuls, Anda mengalami kesulitan menahan godaan atau dorongan untuk melakukan tindakan yang berlebihan atau berbahaya bagi Anda atau orang lain.
Ciri orang yang mengidap kleptomania
Beberapa cari dari kleptomania di antaranya adalah,
1. Ketidakmampuan untuk menahan dorongan kuat untuk mencuri barang yang tidak Anda butuhkan
2. Merasakan ketegangan, kecemasan, atau gairah yang meningkat dan mengarah pada pencurian
3. Merasakan kesenangan, kelegaan atau kepuasan saat mencuri dan tidak ketahuan
4. Merasa sangat bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu atau takut ditangkap setelah pencurian
5. Kembalinya dorongan dan pengulangan siklus kleptomania
Meski begitu, biasanya orang yang mengidap kleptomania justru tidak menunjukkan ciri atau karakteristik seperti pengutil pada umumnya. Pengidap kleptomania juga tidak mencuri secara kompulsif untuk keuntungan pribadi atau untuk balas dendam.
Mereka biasanya akan mencuri hanya karena dorongan yang begitu kuat sehingga mereka tidak bisa menahannya. Kleptomania umumnya terjadi secara spontan, biasanya tanpa perencanaan dan tanpa bantuan atau kerjasama dari orang lain.
Kebanyakan penderita kleptomania mencuri dari tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa bahkan mungkin mencuri dari teman atau kenalan, seperti di pesta. Seringkali, barang curian juga tidak memiliki nilai bagi penderita kleptomania atau bahkan orang tersebut mampu membelinya.
Lantas, barang-barang yang dicuri biasanya disimpan dan tidak pernah digunakan. Barang-barang juga dapat disumbangkan, diberikan kepada keluarga atau teman, atau bahkan secara diam-diam dikembalikan ke tempat di mana barang-barang itu dicuri.
Apa penyebab seseorang mengalami kleptomania?
Dilansir dari laman Medical News Today, tidak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan atau mendasari seseorang mengidap kleptomaia. Namun, dipercaya bahwa kleptomania terjadi dari kelainan biokimia dan neurologis di otak. Seseorang dengan kleptomania mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam neurotransmiter serotonin dan dopamin.
Neurotransmitter adalah bahan kimia yang memungkinkan komunikasi antara berbagai area otak. Jika mereka tidak seimbang, otak mungkin tidak merespons dorongan sebagaimana mestinya.
Stres dan trauma adalah penyebab potensial lainnya dari kleptomania. Trauma psikologis, terutama pada usia muda, dapat memicu perkembangan kleptomania dan gangguan kontrol impuls lainnya.
Stres berkontribusi pada hilangnya kontrol impuls, dan bahkan jika itu tidak secara langsung menjadi menyebabkan kleptomania, tetapi hal tersebut bisa memperburuk kondisi.
Genetika juga mungkin berperan menyebabkan seseorang mengidap kleptomania. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan kleptomania, maka mereka memiliki peluang lebih besar untuk mengalami gangguan yang sama.
Bagaimana perawatan dan pengobatan kleptomania?
Tidak ada pengobatan khusus untuk kleptomania. Sebagai gantinya, dokter biasanya menggunakan kombinasi psikoterapi dan pengobatan.
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah salah satu jenis psikoterapi yang berguna untuk mengobati kleptomania. CBT membantu orang untuk memahami dan mengubah pikiran dan perilaku mereka.
CBT ini bisa meliputi beberapa hal, di antaranya,
1. Belajar bagaimana mengendalikan dorongan
2. Mengidentifikasi dan menghindari pemicu
3. Mengelola stres
4. Mengatasi masalah psikologis yang mendasarinya
Dokter juga dapat merekomendasikan obat untuk membantu seseorang mengelola kleptomania. Ini termasuk inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) yang bekerja dengan meningkatkan tingkat serotonin di otak.
Obat lain yang mungkin digunakan dokter untuk mengobati kleptomania termasuk penstabil suasana hati dan obat-obatan yang mengurangi dorongan pada orang dengan kecanduan perilaku.
Editor: Iswara N Raditya