tirto.id - Apa itu fetish? Kenapa fetish kain jarik sempat viral? Arti fetish di konteks ini berhubungan dengan kasus Gilang yang viral di media sosial.
Fetish dan Gilang menjadi trending di media sosial Indonesia karena utas soal kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa bernama Gilang. Salah satu utas yang viral dibuat oleh akun @m_fikris di Twitter.
Dalam utas tersebut, pemilik akun menceritakan awal mula ia berkenalan dengan Gilang yang meminta pemilik akun untuk membungkus dirinya sendiri dengan kain jarik lalu difoto atau video dan dikirimkan pada Gilang.
Pemilik akun juga diminta untuk membungkus orang lain dengan kain jarik seperti cara yang telah diperintahkan. Gilang beralasan aksi bungkus membungkus orang dengan kain jarik itu dilakukan untuk penelitian tugas akhir di kampusnya.
Semakin lama pemilik akun berkomunikasi dan melakukan hal-hal yang diminta Gilang, pemilik akun pun menyadari bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual.
Setelah thread tersebut viral, banyak orang kemudian speak up dan mengungkap mereka pernah menjadi korban pelecehan seksual Gilang. Sebagian besar korban diminta untuk membungkus diri sendiri atau orang lain dan dipegang bagian vital untuk melihat reaksinya.
Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
A Thread pic.twitter.com/PT4G3vpV9J
Warganet kemudian menyimpulkan, Gilang memiliki fetish terhadap orang yang dibungkus kain jarik.
Apa Itu Fetish?
Menurut Web MD orang dengan fetish memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati. Seseorang menjadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek. Objek festish bisa berupa pakaian, seperti pakaian dalam, sepatu wanita, atau lingerie.
Fetish dapat menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan atau dapat digunakan saat beraktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.
Gangguan seksual lain terkait fetish, disebut parsialisme, yaitu fetish yang melibatkan gairah seksual oleh bagian tubuh, seperti kaki, payudara, atau pantat.
Menurut DSM-5, fetish disorder dicirikan sebagai suatu kondisi di mana terdapat ketergantungan yang terus-menerus atau berulang pada objek yang tidak hidup (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi) atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh (kebanyakan sering nongenital, seperti kaki) untuk mencapai gairah seksual.
Hanya melalui penggunaan objek ini, atau fokus pada bagian tubuh ini, individu dapat memperoleh kepuasan seksual. Dalam versi DSM sebelumnya, fetish disorder yang berputar di sekitar bagian-bagian tubuh nongenital dikenal sebagai parsialisme; dalam versi terbaru, parsialisme disatukan menjadi kelainan fetisisme.
Arti Fetish
Karena fetish dialami banyak individu, diagnosis kelainan fetish atau fetishistic disorder hanya diberikan jika ada stres atau tekanan yang menyertainya atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya sebagai akibat dari fetish.
Orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai fetishists tetapi tidak melaporkan gangguan klinis terkait akan dianggap memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetishistic.
Benda fetish yang umum termasuk pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang dari karet, dan pakaian dari kulit. Bagian tubuh yang berhubungan dengan fetisisme termasuk kaki, jari kaki, dan rambut.
Fetish juga umumnya bisa melibatkan benda mati dan hidup, misalnya kaus kaki dan kaki. Untuk beberapa orang, gambar benda fetish dapat menyebabkan gairah, meskipun banyak yang lebih suka (atau membutuhkan) objek yang sebenarnya untuk mencapai gairah.
Fetishist (orang dengan fetish) biasanya memegang, menggosok, mengecap, atau mencium benda fetish untuk kepuasan seksual atau meminta pasangannya untuk mengenakan objek tersebut selama aktivitas seksual
Fetish dapat dikategorikan menjadi dua jenis: bentuk fetish dan media fetish. Dalam bentuk fetish, bentuk benda itu penting, seperti sepatu hak tinggi. Dalam fetish media, bahan dari objek, seperti sutra atau kulit, adalah penting. Biasanya fetishists sering mengumpulkan objek yang mereka sukai.
Dikutip dari Psychology Today, Gangguan fetisisme jauh lebih umum dialami pria daripada pada wanita — pada kenyataannya, DSM-5 menunjukkan, gangguan ini muncul hampir secara khusus pada pria.
Fetishisme termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang mengacu pada ketertarikan seksual yang intens pada benda atau orang di luar stimulasi genital dengan pasangan.
Perbedaan Fetish dengan Fantasi Seksual?
Psychology Today menuliskan, fantasi seksual adalah orang yang berfantasi memiliki peran dalam melakukan hubungan seksual. Fantasi ini pun bermacam-macam, dan diperkirakan fantasi tersebut menggambarkan pengalaman dari individu tersebut.
Sementara itu, sifat fantasi seksual mendorong seseorang untuk membayangkan situasi yang jarang terjadi. “Fantasi adalah fantasi karena itu bukan kenyataan. Mereka sering kali dianggap tabu,” ungkap Ian Kerner, PhD., pakar kesehatan seksual pria, seperti dikutip dari Everyday Health.
Penulis buku The Big Fun Sexy Sex Book itu pun menjelaskan bahwa pria cenderung memiliki lebih banyak fantasi seksual dibandingkan dengan wanita. Fantasi seksual umum dimiliki oleh setiap orang.
Sementara itu, fetish muncul akibat rasa trauma di masa lalu, demikian sebagaimana diungkapkan profesor psikiatri di Pusat Kesehatan Universitas Kolombia Dr. Richard Kueger dalam Healthline.
Di sisi lain, Jessica O’Reilly, PhD., penasihat seksualitas mengatakan bahwa fetish termasuk ke dalam fantasis seksual. “Fantasi seksual sangat bervariasi, sehingga fetish mungkin hanya salah satu di antaranya dalam hal minat dan gairah seksual,” ungkap O’Reilly.
“Itu berarti kita akan memiliki selera yang berbeda seperti yang kita lakukan dalam makanan,” lanjutnya. Orang yang memiliki fetish merasa bahwa apa yang ia gemari tersebut menyenangkan sehingga mereka terus menggunakannya dalam kehidupan seksual.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yulaika Ramadhani