Menuju konten utama

Arang Merajut Lagi Hubungan Dagang Kuba-AS

Arang menjadi komoditas pertama yang diekspor kuba ke Amerika dalam 55 tahun terakhir.

Arang Merajut Lagi Hubungan Dagang Kuba-AS
Presiden Kuba Raul Castro berpidato di hadapan hadirin saat Sidang Nasional di Havana, Kuba, Selasa (27/12) dalam foto milik Cubadebate. ANTARA FOTO/Courtesy of Cubadebate/Handout via Reuters.

tirto.id - Kebekuan hubungan dagang antara Kuba dan Amerika Serikat kini perlahan mencair. Komoditas arang menjadi perajut kembali hubungan perdagangan, yang macet selama 55 tahun belakangan, di antara dua negara berbeda ideologi itu.

Sebagaimana dikutip Antara, Arang akan menjadi komoditas pertama, yang diekspor oleh Kuba ke Amerika Serikat dalam separuh abad terakhir. Kepastian mengenai hal ini muncul setelah perusahaan milik pemerintah negara berhaluan komunis itu, Cuba Export, meneken kesepakatan dagang dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Coabana Trading pada Kamis (5/1/2017).

"Ini adalah kesepakatan berjangkauan luas bagi (pemulihan) hubungan kedua negara (Amerika dan Kuba)," kata Presiden Coabana Trading, Scott Gilbert, setelah penandatanganan kesepakatan di Havana, Kuba.

Dalam kesepakatan itu, Cuba Export akan menjual arang kepada Coabana Trading dengan harga 420 dolar AS per-ton. Cuba Export akan mengawali perdagangan itu dengan mengirim 40 ton arang marabu, yang berbahan dasar kayu marabu asal Afrika, pada (18/1/2017) atau dua hari sebelum inagurasi Donald Trump.

Selama ini, Cuba Export mengekspor 40.000 hingga 80.000 ton arang per-tahun. Mayoritas dari arang itu dikirim ke pasar Eropa, seperti Italia, Jerman dan beberapa negara lainnya. 

Kerja sama perdagangan ini berlangsung di tengah masih berlakunya embargo dagang dari Amerika Serikat kepada Kuba. Kegiatan bisnis itu bisa berlangsung karena mendapatkan persetujuan dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Keputusan Obama itu menjadi perintis normalisasi hubungan diplomatik dan ekonomi kedua negara sebagaimana yang ia sepakati dengan Presiden Kuba, Raul Castro, pada akhir 2014 silam.

Kongres Amerika Serikat, yang didominasi oleh Partai Republik, memang menolak pencabutan penuh embargo terhadap Kuba karena menganggap negara ini diperintah oleh rezim diktator. Tapi, Obama, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya pada (20/1/2017), berinisiatif melonggarkan pembatasan perdagangan itu agar ada produk tertentu dari koperasi petani Kuba bisa diekspor ke negaranya.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN DIPLOMATIK atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom