tirto.id - Pemerintah Arab Saudi menyatakan "sepenuhnya mendukung" serangan udara yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap pangkalan udara pemerintah Suriah. Aksi ini diklaim sebagai balasan atas dugaan serangan menggunakan senjata kimia di daerah kekuasaan pemberontak Suriah.
"Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika Serikat terhadap target-target militer di Suriah, yang merupakan respons terhadap penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warga sipil tidak berdosa," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/4/2017).
Pejabat tersebut mengatakan rezim Suriah hanya bisa menyalahkan diri sendiri setelah "kejahatan keji yang dilakukan rezim selama bertahun-tahun terhadap rakyat Suriah."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan diklaim Arab Saudi berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim Suriah.
Sebanyak 59 rudal Tomahawk diluncurkan oleh pasukan AS untuk menyerang pangkalan udara Shayrat di Homs, barat Suriah. Serangan itu berasal dari dua kapal angkatan laut yang diposisikan di Laut Mediterania.
Serangan itu disebut Trump sebagai balasan atas serangan kimia keji terhadap daerah kekuasaan pemberontak di Suriah barat laut oleh rezim Damaskus.
"Tak dapat dibantah lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," kata Trump lagi.
Pentagon menjelaskan pada wartawan bahwa pihaknya telah melacak pesawat yang terlibat dalam serangan kimia itu. Para pejabat AS mengatakan mereka percaya bahan kimia yang digunakan adalah gas sarin.
PBB dan para pemimpin Barat telah menyalahkan serangan kimia tersebut terhadap pemerintah Suriah, yang membantah menggunakan senjata kimia terhadap warga negaranya sendiri.
Rusia, sekutu Suriah, juga membantah pemerintah Assad bertanggung jawab atas serangan kimia mematikan itu. Paparan bahan kimia yang mematikan itu diklaim Rusia disebabkan oleh gudang senjata milik pemberontak Suriah.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari