tirto.id - Luncurkan Inovasi Baru Aqua Buat Botol 100 Persen Daur Ulang
Salah satu produsen air minum kemasan terkemuka di Indonesia, Aqua tahun ini meluncurkan inovasi baru, yakni botol 100 persen daur ulang.
Dikutip dari laman resmi Aqua, botol ini dibuat dari limbah botol plastik yang dikumpulkan dari banyak tempat.
Perusahaan air minum ini bekerja sama dengan pemulung dan bank sampah untuk mendapatkan banyak botol bekas.
Botol-botol yang terkumpul lalu diseleksi untuk dihancurkan. Selanjutnya, botol-botol yang telah hancur dicuci bersih dan dikumpulkan kembali untuk diolah menjadi biji plastik.
Dari biji plastik itulah dibuat menjadi botol baru dan diisi dengan air mineral Aqua. Botol ini digadang-gadang sebagai botol 100 persen daur ulang dan 100 persen bisa di daur ulang.
Dalam kampanyenya yang bertajuk #bijakberplastik mendapat sambutan baik oleh warganet. Telihat dari media sosial Twitter banyak yang antusias mengenai proyek pengurangan limbah plastik yang diadakan oleh Aqua.
“Kita semua bisa lakukan Reduce-Reuse-Recycle (3R), diantaranya dengan membuang sampah di tempat sampah terpilah, sehingga dapat di daur ulang” tulis warganet dengan akun @Kesih_Latief di Twitter.
Kampanye perusahaan ini tidak hanya melalui media sosial namun juga berupa pameran daur ulang di Gandaria City, Jakarta Selatan pada Rabu (7/8/2019).
Dalam pameran tersebut Aqua menampilkan banyak produk-produk daur ulang berupa aksesoris, tas, bantal, dan benda pakai lainnya.
Gerakan ini menjadi salah satu dari sekian gerakan perlindungan lingkungan yang perlu diberi apresiasi, mengingat saat ini dunia dilanda peningkatan pencemaran oleh limbah plastik.
Dalam kajian yang dipublikasikan oleh World Bank Group pada 2018, ada sekitar 10 juta ton plastik yang tersebar di lautan di seluruh dunia.
Sebanyak 50 persen sampah plastik dilautan disumbangkan oleh negara-negara di Asia yaitu, Cina, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Indonesia.
World Economic Forum dan Ellen Mac Arthur Foundation pada 2016 lalu memprediksi bahwa di tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik ketimbang ikan (berdasarkan berat) kecuali bila ada gerakan daur ulang yang efektif, pengurangan kebocoran plastik secara drastis, dan penghentian penggunaan plastik berbasis fosil.
Sampah laut telah menjadi masalah yang serius bagi masyarakat global termasuk Indonesia di dalamnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada gerakan yang masif dan konsisten di setiap negara di dunia baik pada pemerintah maupun masyarakat.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo