Menuju konten utama

Aplikasi Mobile yang Melampaui Batas

Geliat perkembangan aplikasi mobile telah banyak membantu manusia dari segala urusan dari yang ringan sampai berat. Perkembangan aplikasi sudah melampaui batas dari apa yang awalnya tak pernah dibayangkan oleh manusia.

Aplikasi Mobile yang Melampaui Batas
Group Head Culture Transformation Indosat Ooredoo Thomas P Suhardja (kedua kiri) bersama Manager CSR Anastania Budiman (kiri) melihat aplikasi mobile karya peserta kompetisi pembuatan aplikasi Online pada Indosat Ooredoo Wireless Innovetion Contest (IWIC) ke- 10 di Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (10/9). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ama/16

tirto.id - "Joel, I'm calling you from a real cellular telephone. A portable handheld telephone."

Inilah kata-kata pertama yang terucap saat Martin Cooper sang penemu telepon genggam, kala melakukan panggilan dengan embrio telepon seluler (ponsel) pertama di dunia pada 3 April 1973 kepada pesaingnya Dr. Joel S. Engel, kepala riset Bell Labs di New York. Martin merupakan bagian dari tim insinyur Motorola yang sukses mengembangkan prototipe ponsel.

Setelah penemuan Martin, ponsel diproduksi massal dan tersebar ke berbagai penjuru dunia. Teknologinya pun kemudian berkembang pesat. Hadirnya internet secara luas pada era 1990-an, telah mengubah nasib ponsel lebih jauh lagi. Hingga akhirnya konsep ponsel pintar atau smartphone hadir menjelang abad ke-21, dan menjadi pegangan miliaran orang di muka Bumi saat ini.

Teknologi memang tak pernah berhenti, smartphone yang pintar ini memiliki berbagai “nyawa” yang bisa membantu kehidupan manusia lebih mudah lagi, dengan apa yang disebut sebagai aplikasi mobile. Aplikasi berkembang di dalam sistem operasi device yang berevolusi dari hanya Symbian OS 1998, kemudian BlackBerry 2004, IOS 2007, dan kemunculan Android pada 2009.

Kini orang cukup menyentuh layar ponsel pintarnya di manapun, dengan membuka aplikasi tertentu, maka segala urusan seperti memesan makanan, memesan jasa ojek, mencari jodoh, petunjuk arah, hiburan, olahraga, dan segala macamnya cukup ditemani dengan aplikasi-aplikasi. Ragam jenis aplikasi terus bermunculan dengan jutaan pilihan sejalan bertambahnya ponsel, komputer tablet dan sejenisnya di seluruh dunia.

Ponsel Tambah, Aplikasi Berlimpah

Perkembangan aplikasi mobile tak terlepas dari keberadaan berbagai “toko” aplikasi atau pendistribusi aplikasi. Saat ini, ada dua platform global yang terbesar yaitu Apple App Store, yang melayani pengguna iOS, dan Google Play sebagai aplikasi resmi untuk OS Android. Selebihnya ada Amazon Appstore, Windows Store, dan BlackBerry World.

Statista mencatat, hingga Juni 2016 jumlah aplikasi yang tersedia masih dipimpin oleh sistem operasi Android yang menyediakan 2,2 juta aplikasi mobile, disusul oleh Apple App Store dengan hanya 2 juta aplikasi.

Perkembangan jumlah aplikasi mobile terus bergerak cepat menunggu diunduh oleh miliaran pengguna ponsel di seluruh dunia. Toko aplikasi Google Play pada November tahun lalu hanya menyediakan 1,8 juta aplikasi mobile, jumlah ini sudah bertambah 200.000 aplikasi dibandingkan pada Juli di tahun yang sama. Sementara itu, Apple Store pada Juli 2008 awalnya hanya punya 800 aplikasi, berselang beberapa tahun pada Juni 2015 sudah mencapai 1,5 juta aplikasi. Yang cukup mencengangkan, hingga Juni 2015 Apple Store sudah diunduh 100 miliar kali.

Emarketer, mencatat selama triwulan I-2016 saja aplikasi mobil yang diunduh dari iOS dan Android sudah mencapai 17,2 miliar, yang mencakup 11,1 miliar unduhan terhadap Android dan sisanya 6,1 miliar unduhan untuk iOS. Pendapatan bisnis aplikasi mobile global tahun lalu tercatat 41,1 miliar dolar AS, ditaksir akan menembus 101 miliar dolar pada 2020. Khusus di Indonesia, pada 2015 tercatat 118,2 juta dolar AS.

Peranan toko aplikasi ini tak ada ada apa-apanya bila tak didukung dengan keberadaan smartphone plus internet. Berdasarkan Global Web Index pada 2015 yang dikutip smartinsights.com, sebanyak 80 persen pengguna internet menggunakan smartphone.

Keterkaitan keduanya juga dapat dilihat dari data ComScore pada 2012, yang menunjukkan total waktu yang dihabiskan pengguna smartphone, sebanyak 82 persen dihabiskan dengan masuk ke aplikasi mobile. Ada berbagai ragam jenis aplikasi yang ada, antara lain terkait aplikasi personal, berita, utilitas dan produktivitas, gaya hidup dan belanja, travel dan navigasi, olahraga, kesehatan dan fitnes, pesan dan media sosial, musik dan hiburan, hingga permainan.

Data Statista 2015 juga mencatat, aplikasi yang mengalami pertumbuhan paling pesat dalam hal waktu yang dihabiskan oleh pengguna smartphone adalah aplikasi yang terkait personal yang tumbuh 332 persen. Disusul oleh aplikasi mobil tentang pemberitaan yang naik 135 persen.

Aplikasi mobile tak bisa lepas dari populasi smartphone di seluruh dunia. Statista mencatat pada 2014 diperkirakan 60 persen penduduk di muka bumi yang berjumlah sekitar 7 miliar telah menggunakan ponsel. Tahun depan diperkirakan pengguna ponsel mencapai 4,77 miliar pengguna, dan pada 2019 ditaksir akan mencapai 5 miliar pengguna ponsel di seluruh dunia, dan akan terus bertambah di masa depan.

Para pengguna smartphone nantinya tak hanya terbantu dengan keberadaan aplikasi mobile, tetapi para pengembang aplikasi akan semakin mempermudah para pengguna, termasuk tak perlu lagi pengguna bersusah-susah mengunduh berbagai aplikasi yang dikehendaki, tapi akan ada rekomendasi otomatis bagi sang penggunanya.

Internet, dan aplikasi berpadu membantu manusia di dunia. Ke depan, aplikasi-aplikasi ini mungkin akan terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan manusia yang semakin beragam, dengan keberadaan smartphone di tangan mereka. Untuk ini, kita patut berterima kasih kepada Martin Cooper yang telah merancang "embrio" bernama ponsel.

Baca juga artikel terkait GOOGLE PLAY STORE atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Teknologi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti